Kekhawatiran utama Herry tertuju pada kondisi KAI. Sebagai BUMN sehat yang memimpin konsorsium proyek, KAI berisiko menanggung beban finansial Whoosh. Hal ini dapat melemahkan kemampuan perusahaan untuk berinvestasi dalam pembaruan layanan kereta api umum.
Jika kondisi ini berlanjut, masyarakat umum bisa terdampak negatif. Rangkaian kereta yang semakin tua dan tidak terbarui menjadi salah satu konsekuensi yang dikhawatirkan akibat dana KAI tersedot untuk menyokong Whoosh.
Whoosh: Investasi Gaya Hidup?
Herry juga menyoroti aspek perubahan perilaku. Menurutnya, tujuan perubahan perilaku transportasi sudah terakomodasi kereta Jakarta-Bandung reguler yang lebih terjangkau. Whoosh dinilainya hanya menawarkan "investasi gaya hidup", terutama dengan rute yang hanya sampai Padalarang, bukan pusat kota Bandung.
Saat ini, Whoosh disebut justru merugikan BUMN dalam konsorsium PSBI. Herry bahkan menyebut proyek ini sebagai "investasi beban yang beranak-pinak" yang berpotensi membahayakan kesehatan finansial KAI di masa depan.
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Tiba di Halim Usai KTT APEC 2025: Agenda dan Rombongan
Projo Hapus Logo Siluet Jokowi, Budi Arie Beberkan Alasan Transformasi
Dasco Ahmad Buka Suara Soal Isu Budi Arie Gabung Gerindra: Saya Belum Dengar Langsung
Modus Titip Aset di Proyek Bendungan Marga Tiga: 3 Tersangka Ditangkap, Negara Rugi Rp533 Juta