Data dari Kementerian ESDM menunjukkan penjualan BBM RON 90 (Pertalite) mengalami penurunan signifikan pada 2025. Rata-rata penjualan harian Pertalite turun 5,10 persen dari 81.106 kiloliter (KL) per hari pada 2024 menjadi 76.970 KL per hari hingga Juli 2025.
Sebaliknya, konsumsi BBM non-subsidi (RON 92, RON 95, dan RON 98) justru menunjukkan tren peningkatan. Penjualan harian BBM non-subsidi naik 19,21 persen dari 19.061 KL per hari pada 2024 menjadi 22,723 KL per hari pada 2025 (hingga Juli).
Pergeseran Pola Konsumsi BBM Masyarakat
Laode Sulaeman, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, mengonfirmasi terjadinya perubahan pola konsumsi BBM. "Pada tahun 2025 ini terjadi hal yang tidak biasa, jadi sejak Juli - Agustus kemarin, terjadi shifting atau perubahan pola konsumsi, jadi konsumen yang tadinya menggunakan RON 90 atau pertalite itu cenderung turun dan beralih ke RON yang lebih tinggi," ujarnya.
Purbaya menegaskan komitmen pemerintah untuk membayar kompensasi BBM subsidi tepat waktu setelah menerima tagihan resmi dari Pertamina. "Jadi, kalau Pertamina sudah mengeluarkan biaya pasti kita bayar. Jangan anda anggap pemerintah tukang ngemplang," tutup Menkeu.
Artikel Terkait
Pengacara Dikeroyok dan Ditembak di Tanah Abang, Motif Diduga Kuatir Konflik Pribadi
Ramalan Yudo Sadewa: Krisis Ekonomi 2027-2032, Siapkan Bitcoin & Emas!
Prabowo Butuh 10 Menteri Koboi Seperti Purbaya untuk Bongkar Semua Kotak Pandora
PP 38 Tahun 2025: Pemerintah Pusat Bisa Salurkan Pinjaman ke Pemda & BUMN, Ini Syarat dan Dampaknya