Program Cahaya Hati Indonesia menutup tayangannya dengan segmen tanya jawab yang mendalam bersama Ustaz Azhari Nasution dan Ustaz Tamami. Pembahasan utama berfokus pada keikhlasan dalam beribadah dan tantangan dakwah di era digital, yang menjadi topik hangat bagi umat Muslim.
Acara ini diawali dengan sesi interaktif yang melibatkan santri dan para guru. Salah satu pertanyaan menarik datang dari Wan Aki Zuhairi, seorang santri asal Kuala Lumpur, Malaysia. Ia menanyakan cara menyikapi teman yang dengan sengaja menyebarkan hoaks di media sosial meski mengetahui bahwa hal tersebut adalah salah.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Ustaz Azhari Nasution memberikan penjelasan yang tegas dan mencerahkan. Beliau menekankan bahwa seorang dai tidak boleh berhenti berdakwah hanya karena kebenarannya ditolak. Tugas utama seorang dai adalah menyampaikan pesan Allah, sementara hasil atau penerimaan dari dakwah tersebut sepenuhnya merupakan wewenang Allah.
“Target kita bukan diterima dakwahnya, tetapi berdakwah itu sendiri. Soal diterima atau tidak, itu urusan Allah,” ujar Ustaz Azhari.
Ustaz Azhari juga menyoroti makna kesombongan yang sejati. Menurutnya, kesombongan bukan hanya tentang pamer, tetapi lebih dalam lagi, yaitu ketika seseorang menolak kebenaran yang datang dari Allah. Sebagai contoh, ia mengangkat kisah ketabahan dan kasih sayang Nabi Muhammad SAW saat dakwahnya ditolak di Thaif, yang menjadi teladan sempurna bagi para dai di era modern.
Artikel Terkait
Refly Harun Bongkar Fakta: Prabowo Lepas dari Cengkeraman Jokowi Cuma Omon-omon?
Antonio Conte Murka dan Sindir Pedas Inter Milan Usai Napoli Hancurkan Nerazzurri 3-1
Ibu Suri Thailand Sirikit Wafat di Usia 93 Tahun: Masa Berkabung 1 Tahun & Dampaknya
Trump Naikkan Tarif 10% ke Kanada, Ternyata Ini Pemicu Kontroversialnya