Dampak Lingkungan dan Potensi Krisis Air
Penemuan ini bukannya tanpa konsekuensi. Pengambilan air tanah secara besar-besaran oleh Aqua menimbulkan kekhawatiran serius akan dampak lingkungan. Gubernur Dedi Mulyadi memperingatkan risiko penurunan muka tanah, longsor, hingga krisis air bersih bagi masyarakat sekitar.
Yang lebih mencengangkan, perusahaan disebut mengambil air tanah sebanyak 2,8 juta liter setiap harinya secara gratis. "Kalau pabrik semen, kain, otomotif, mereka harus beli bahan baku. Kalau perusahaan ini, bahan bakunya enggak beli," tegas Dedi.
Permintaan Tinjau Ulang Izin Operasional Aqua
Menyikapi hal ini, Gubernur Jawa Barat meminta agar izin pengambilan air tanah dan operasional Aqua di Subang segera ditinjau ulang. Dedi menekankan bahwa setiap perusahaan wajib mematuhi perizinan, menjaga kelestarian lingkungan, dan memiliki tanggung jawab sosial kepada warga setempat.
"Jangan sampai air dari sini diangkut dan dijual mahal, sementara masyarakat sekitar kekurangan air bersih," pungkasnya.
Artikel Terkait
KR, Pemasok Narkoba Onadio Leonardo yang Dibekuk di Sunter, Diungkap Polisi
Kecelakaan Maut di Merauke: Truk Tabrak Pejalan Kaki hingga Tewas, Pengemudi Kabur
Tawuran Berdarah di Depok: 2 Remaja Terluka Bacokan Celurit, Ini Kronologinya
Tantangan SDM & Teknis Proyek Infrastruktur Bawah Tanah Indonesia dan Solusinya