Luhut Binsar Pandjaitan Bantah Minta APBN untuk Family Office dan Utang Kereta Cepat Whoosh
Isu mengenai pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang enggan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membiayai family office dan melunasi utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh menuai perhatian publik. Menanggapi hal ini, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, memberikan klarifikasi tegas.
Klarifikasi Luhut Soal Pembiayaan Family Office
Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah meminta APBN untuk menanggung pembentukan family office. Ia menjelaskan bahwa usulan family office hadir sebagai strategi untuk meningkatkan investasi swasta ke Indonesia. Luhut menegaskan bahwa pembiayaan pembangunan dari APBN sangat terbatas, hanya sekitar 10-15%, sehingga kontribusi swasta sangat dibutuhkan.
Dalam sebuah acara, Luhut menyampaikan kekesalannya atas pemberitaan yang mengaitkan proyek ini dengan APBN. "Family office itu tidak ada urusan dengan APBN. Terus rame, tengkar, ini apa lagi tidak ada urusannya," ujar Luhut. Ia menambahkan bahwa saat ini DEN sedang melakukan joint study dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi serta Mahkamah Agung untuk menyiapkan landasan hukum bagi aktivitas family office.
Artikel Terkait
Bos Danantara Bakal Evaluasi Whoosh! Purbaya Ogah Bayar Utang, Masa Depan KRL Cepat Ini Dipertaruhkan
Uang Pemerintah Numpuk Rp 285,6 T di Deposito, Purbaya Heran: Siapa yang Nikmati Bunganya?
Pertemuan Panas Bahas Utang Whoosh: Purbaya vs Danantara vs KAI, Bom Waktu yang Bisa Meledak Kapan Saja!
Bayar Utang Whoosh Pakai APBN? LBP Bongkar Permintaan Dana yang Bikin Hubungan Purbaya-Luhut Memanas