Berdasarkan laporan The New York Times pada Rabu (15/10/2025), pemerintahan Trump diam-diam mengizinkan badan intelijen CIA untuk melakukan misi rahasia di Venezuela, yang dikabarkan mencakup serangan-serangan mematikan di dalam negeri. Pada hari yang sama, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa militernya tidak mengesampingkan kemungkinan serangan langsung ke wilayah Venezuela sebagai bagian dari upaya memerangi perdagangan narkoba. Trump menambahkan bahwa perairan lepas pantai Venezuela telah berhasil dikendalikan dengan baik oleh operasi mereka.
Respons Keras dan Mobilisasi Militer Venezuela
Pemerintah Venezuela mengecam keras pernyataan Trump tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, dan pejabat tinggi lainnya secara tegas membantah semua tuduhan yang dilayangkan AS. Mereka menilai isu narkoba hanyalah dalih yang digunakan Presiden Trump untuk membenarkan serangan terhadap kedaulatan Venezuela.
Menanggapi eskalasi ini, Maduro juga telah mengerahkan sekitar 25.000 personel militer untuk memperkuat penjagaan di perbatasan, termasuk di wilayah laut, guna mengantisipasi segala kemungkinan di tengah memanasnya ketegangan antara kedua negara.
Artikel Terkait
Geng Mulyono Bobol Proyek Kereta Cepat, Begini Modus Curang Mereka!
Ayah Briptu Rizka Terseret Kasus Pembunuhan Brigadir Esco, Ini Peran Mengerikan yang Diduga!
Purbaya Beri Peringatan Keras: Pegawai Bea Cukai Nakal Terancam Pecat!
KPK Grebek Kampus di Polandia, Ijazah Hakim MK Era Jokowi Diduga Palsu