KH Nur Ihya menilai bahwa kritik yang disampaikan oleh Trans7 tersebut sebenarnya tidak bersifat tajam atau menyerang. Oleh karena itu, ia meminta para santri dan alumni pesantren untuk dapat bersikap lebih terbuka terhadap kritik yang membangun, guna perbaikan diri dan lembaga di masa depan.
“Menurut saya, kritik Trans7 itu tidak begitu tajam. Jangan terlalu sensi. Ambil sisi positifnya sebagai bahan introspeksi. Kadang-kadang saya juga menegur santri untuk membersihkan kamarnya — itu bagian dari pendidikan,” ucapnya.
Di akhir pernyataannya, KH Nur Ihya juga mengingatkan bahwa orang yang tidak pernah merasakan kehidupan di pesantren seharusnya tidak terburu-buru mengambil tindakan emosional atau mengancam pihak lain. “Kalau yang tidak pernah mondok, jangan langsung marah, mengancam, tidak sebegitunya. Ketika kiai dihina habib, tidak terketuk hatinya. Ini dunia yang terbalik,” tegasnya.
Pernyataan KH Nur Ihya ini menjadi sorotan publik di tengah meningkatnya tensi antara kalangan pesantren dan media, setelah tayangan yang dianggap merendahkan lembaga pendidikan Islam tradisional tersebut viral di media sosial.
Sumber: suaranasional.com
Foto: Aksi Santri Geruduk Kantor Trans7/Net
Artikel Terkait
Kebakaran Terra Drone: Misteri Pemetaan Sawit Ilegal & Bencana Sumatera Terungkap?
Visa Kartu Emas AS: $1 Juta untuk Izin Tinggal, Benarkah Adil? Analisis Kontroversi
BGN Tanggung Biaya Perawatan 21 Korban Kecelakaan Mobil MBG di SDN Kalibaru
Kecelakaan SDN 1 Kalibaru: 20 Siswa dan Guru Terluka Ditabrak Mobil Pengangkut MBG