Gugatan Ijazah Gibran Disidangkan, Roy Suryo Siap Bantu Bongkar Fakta Tak Terduga

- Senin, 08 September 2025 | 15:30 WIB
Gugatan Ijazah Gibran Disidangkan, Roy Suryo Siap Bantu Bongkar Fakta Tak Terduga


Polemik dugaan ijazah palsu Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali mencuat ke publik.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, ikut angkat bicara dan membeberkan sejumlah temuan yang menurutnya janggal.

Hal ini ia sampaikan dalam perbincangan di kanal YouTube milik Bambang Widjojanto yang diunggah Senin (8/9/2025), berjudul "Vice President Gibran's Bachelor's Degree Deemed Fake, Roy Suryo: IQ Just as Low, Did He Buy a Fa...".

Dalam video tersebut, Roy menjelaskan bahwa isu ini sebenarnya bukan hal baru. Bahkan, kata Roy, sudah pernah ia singgung sejak beberapa waktu lalu ketika ramai kasus yang ia sebut sebagai "fufufafa".

"Sebenarnya temuannya sudah lama. Waktu kita ngobrol tentang fufufafa, bahkan tahun lalu, saya sudah spill-spill sedikit bahwa sekolahnya (Gibran) nggak jelas," ujar Roy Suryo.

Menurut Roy, permasalahan ini semakin serius setelah seorang warga bernama Subhan mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Gugatan tersebut terdaftar pada Agustus lalu dan mulai disidangkan pada 8 September 2025.

Diketahui, Subhan menggugat dugaan ketidaksahan syarat Gibran sebagai calon wakil presiden, khususnya terkait keabsahan ijazahnya.

Roy menjelaskan bahwa dalam aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU), seorang calon wakil presiden diwajibkan memiliki ijazah setingkat SMA atau sederajat, seperti Madrasah Aliyah (MA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Namun, Roy menyebut Subhan menilai ada kejanggalan dalam hal ini.

"Kalau menurut Pak Subhan, nggak ada definisi luar negeri. Yang jelas, harus lulusan SMA atau sederajat," kata Roy.

Di sinilah, menurut Roy, muncul perdebatan. Dalam biografi resmi, Gibran disebut menempuh pendidikan di Orchard Secondary School di Singapura.

Namun, Roy menyebut ada kesaksian dan bukti yang menunjukkan bahwa Gibran justru bersekolah di Solo.

"Banyak yang bersaksi bahwa dia sebenarnya sempat sekolah di SMA Santo Yosef Solo. Bahkan ada akun-akun yang saya kumpulkan, mereka mengaku teman sekelasnya," ungkap Roy.

Roy juga mengungkapkan, dalam salah satu pernyataan Gibran terdahulu, ia pernah menyebut sering makan steak di Solo saat masih SMA. Hal ini, kata Roy, memperkuat dugaan bahwa Gibran memang menempuh pendidikan di Solo, bukan di Singapura seperti yang tertulis di biografinya.

Lebih lanjut, Roy menyoroti ketidaksesuaian kronologi perjalanan pendidikan Gibran.

Ia menyebutkan bahwa berdasarkan informasi yang ia kumpulkan, Gibran sempat menjalani dua kali jenjang SMA.

Pertama, Gibran bersekolah di SMA Santo Yosef Solo hingga kelas dua, namun kemudian disarankan untuk mundur. Setelah itu, Gibran disebut pindah ke SMA Kristen di Solo selama dua tahun.

"Kalau tahunnya dicocokkan, itu nggak pas. Jadi, jadi tidak cocok di sini," jelas Roy.

Roy menambahkan, setelah itu Gibran dikabarkan melanjutkan ke MDIS (Management Development Institute of Singapore). Namun, ijazah yang kemudian ditunjukkan justru berasal dari University of Bradford di United Kingdom (UK).

Menurut Roy, hal ini kembali memunculkan tanda tanya besar.

"Banyak lulusan MDIS asli yang bilang ijazahnya salah. Kalau Bradford asli, formatnya vertikal, seperti yang pernah ditunjukkan di Loji Gandrung. Tapi kalau dari MDIS, harusnya ada dua logo, MDIS dan Bradford," papar Roy.

Roy juga menyebut klaim Gibran yang melanjutkan studi ke UTS (University of Technology Sydney) untuk S2 ternyata tidak sesuai fakta.

Ia mengungkapkan bahwa yang ditempuh Gibran hanya program persiapan atau semacam matrikulasi selama enam bulan dan tidak sampai lulus.

Roy menekankan bahwa publik memiliki hak untuk tahu kebenaran riwayat pendidikan seorang pejabat negara, termasuk wakil presiden. Ia mendesak Gibran untuk secara terbuka menunjukkan ijazah yang dimaksud agar tidak ada lagi polemik.

"Ini kan pejabat publik, sudah saatnya dibuka untuk publik. Mau sekolah di Solo atau di Singapura, yang jelas harus ditunjukkan mana yang benar," tegas Roy.

Ia juga mempertanyakan keberadaan ijazah Orchard Secondary School yang selama ini tercatat dalam biografi Gibran.

"Mana ijazahnya Orchard? Nggak pernah ada yang secara fisik ditunjukkan," tambahnya.

Siap Bantu Gugatan

Roy Suryo juga menyatakan siap membantu Subhan jika dibutuhkan, terutama dalam menyediakan data dan bukti yang telah ia kumpulkan selama ini.

"Kalau memang diperlukan data-data tambahan, saya siap membantu Pak Subhan," pungkas Roy.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Gibran Rakabuming Raka belum memberikan tanggapan resmi terkait pernyataan Roy Suryo dan gugatan yang dilayangkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Sumber: suara
Foto: Wapres Gibran Rakabuming Raka. [ANTARA]

Komentar