Usai Temui Trump, Putin Diam-diam Kunjungi Pusat Nuklir di Sarov, Ada Apa?

- Minggu, 24 Agustus 2025 | 21:45 WIB
Usai Temui Trump, Putin Diam-diam Kunjungi Pusat Nuklir di Sarov, Ada Apa?


GELORA.ME -
  Presiden Rusia Vladimir Putin diam-diam mengunjungi Pusat Nuklir Federal Rusia pada Jumat, 22 Agustus 2025.

Melansir The Kyiv Independent, kunjungan tersebut dilakukan Putin sehari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Ukraina "tidak memiliki peluang untuk menang" jika tak diizinkan menyerang Rusia.

Pernyataan Trump itu merupakan kritikan atas perintah Presiden AS sebelumnya, Joe Biden, yang membatasi pergerakan militer Kiev atas Rusia.

Adapun aktivitas Putin di Sarov mendapat sorotan serius media internasional. Demikian laporan kantor berita pemerintahan Rusia, RIA Novosti.

Saat tiba, Putin disambut oleh perwakilan dari fasilitas penelitian senjata nuklir utama negara itu.

Selama di sana, Putin terpantau didampingi oleh Jenderal Tertinggi Rusia, Valery Gerasimov, Wakil Perdana Menteri Rusia Denis Manturov, Kepala Rosatom Alexey Likhachev, Wakil Kepala Staf Sergei Kiriyenko dan Gubernur Nizhny Novgorod Gleb Nikitin.

RIA Novosti mengklaim, kunjungin Putin melibatkan pertemuan dengan seluruh pegawai industri nuklir dan meletakkan bunga di Monumen untuk kepala perancang bom atom pertama Soviet.

Sarov diketahui merupakan kota tertutup di Oblast Nizhny Vovgorod, Rusia.

Kawasan ini juga menjadi rumah bagi Pusat Nuklir Rusia dan Museum Bom Atom Soviet.

Tak bisa seorang pun masuk ke kota ini karena aksesnya sangat dibatasi. Bahkan untuk warga Rusia sekalipun.

Kota ini dikelilingi pagar dan dijaga ketat oleh Militer Moskow.

Pusat Nuklir Rusia ini juga dikenal sebagai Institut Penelitian Ilmiah Fisika Eksperimental Seluruh Rusia (VNIIEF).

Di sanalah pusatnya keputusan-keputusan penting terkait pengembangan, produksi penyimpanan dan penggunaan senjata nuklir Rusia.

Kemudian pusat ini dikelola oleh perusahaan energi nuklir negara, Rosatom.

Akankah Rusia dan Ukraina Berdamai?


RIA Novosti menyebut kunjungan ini dilakukan oleh Putin seminggu pasca-pertemuan Putin dan Trump terjadi untuk pertama kali sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

Pertemuan itu dilakukan di lokasi nan jauh di sana, ya, Anchorage, Alaska pada 15 Agustus 2025 lalu.

Usai pertemuan itu Trump pun mengumumkan serangkaian rencana perundungan damai tingkat tinggi antara Rusia dan Ukraina.

Tak lama beberapa hari KTT Alaska, Trump menyambut Presiden Kiev, Volodymyr Zelensky dan beberapa pemimpin tertinggi eropa di Gedung Putih, AS.

Trump menyebut langkah selanjutnya adalah mempertemukan Putin dengan Zelensky untuk upaya perdamaian kedua negara.

Pada 21 Agustus, Trump sempat mengklaim upaya perdamaian ini akan terlihat jelas dalam dua pekan, apakah Rusia serius ingin berdamai.

Trump juga menyalahkan Biden dalam masalah ini karena dinilai telah melemahkan posisi Ukraina untuk melawan Rusia.

"Sangat sulit, bahkan mustahil, untuk memenangkan perang tanpa menyerang negara penjajah. Ibarat tim olahraga hebat yang pertahanannya fanstastis, tetapi tidak diizinkan bermain menyerang," tulis Trump di Truth Social.

"Tidak ada peluang untuk menang (bagi Ukraina)! Begitu pula dengan Ukraina dan Rusia. Biden yang korup dan sangat tidak kompeten tidak membiarkan Ukraina berperang, hanya bertahan. Bagaimana hasilnya? Masa depan yang menarik!" tambahnya.

Hanya saja, Kremlin sejak pertemuan itu menunjukkan minimnya minat terhadap proses perdamaian dengan Ukraina.

Pada Jumat, 22 Agustus 2025, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan tidak ada pertemuan yang direncanakan antara Putin dan Zelensky.

Bertepatan dengan pernyataan itu, Rusia tak berhenti melancarkan serangan udara berskala besar terhadap Ukraina.

Rusia bahkan menolak gencatan senjata selama negosiasi perdamaian berlangsung.

Komentar