“Teknologi rahim buatan ini sudah dalam tahap matang, dan sekarang perlu ditanamkan ke dalam perut robot agar manusia sungguhan dan robot dapat berinteraksi untuk mencapai kehamilan, yang memungkinkan janin tumbuh di dalamnya," tambahnya.
Prototipe robot ini diperkirakan akan diperkenalkan pada tahun 2026, dengan biaya sekitar 100.000 Yuan atau setara Rp220 juta.
Kehadiran teknologi tersebut memicu perdebatan luas mengenai etika, termasuk soal ikatan emosional antara bayi dan ibu, sumber sel telur dan sperma, serta kemungkinan dampak psikologis pada anak.
Namun, di sisi lain, robot kehamilan ini dianggap dapat merevolusi ilmu reproduksi dan membuka harapan baru bagi pasangan yang mengalami infertilitas, kondisi yang memengaruhi sekitar 15 persen pasangan di seluruh dunia.
Konsep rahim buatan sendiri bukan hal yang benar-benar baru. Pada 2017, peneliti pernah berhasil membesarkan domba prematur di dalam “biobag” berisi cairan ketuban sintetis.
Saat ini, tim Zhang tengah berdiskusi dengan pemerintah Provinsi Guangdong untuk membahas aturan hukum dan etika sebelum teknologi ini benar-benar diizinkan untuk digunakan.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Cara Dapatkan Paket Siaga Peduli Telkomsel 3GB & WiFi Gratis untuk Korban Bencana
Menkeu Purbaya Larang Baju Bekas Ilegal, Target Pertumbuhan Ekonomi 8%
Dewi Astutik Ditangkap di Kamboja: Otak Penyelundupan Sabu 2 Ton Senilai Rp5 Triliun Terbongkar
Luhut Buka Suara Soal Izin Bandara IMIP Morowali: Proses, Polemik, dan Fakta Lengkap