PSI, Partai Gimmick yang Bertahan karena Jokowi?

- Minggu, 20 Juli 2025 | 15:15 WIB
PSI, Partai Gimmick yang Bertahan karena Jokowi?


Pengakuan Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jeffrie Geovanie yang pernah memerintahkan kadernya untuk merekrut keluarga mantan Presiden ke 7 Joko Widodo untuk bergabung  dinilai sebagai salah satu strategi. 

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, partai politik yang bisa tumbuh di Indonesia,  setidaknya harus memiliki dua hal, dukungan logistik yang kuat, dan tokoh yang juga kuat. 

Sementara PSI menurutnya tidak memiliki kedua hal itu, sebelum mengkuasakan diri kepada Jokowi, hingga belakangan,  putranya Kaesang Pangarep didapuk sebagai ketua umum. 

"PSI hanya partai politik yang lahir dan diisi oleh elite penuh gimmick, satu-satunya tokoh dengan kualitas intelektual politik cukup baik adalah Raja Juli Antoni, tapi faktanya idealismenya runtuh hanya karena faktor kekuasaan dan materialistis," kata Dedi saat dihubungi Suara.com, Sabtu (19/7/2025). 

Dedi merujuk pada perolehan suara PSI pada Pemilu 2024.

Kala itu, PSI hanya memperoleh 4.260.169 suara, dan berada di peringkat ke 10. 

Lantaran perolehan suara yang minim itu, PSI tak berhak memasuki Senayan sebagai dewan perwakilan rakyat. 

"Dengan upaya keras Jokowi sekalipun PSI terbukti gagal di Pemilu 2024, apalagi jika tanpa Jokowi, sangat mungkin PSI bahkan gagal mengikuti Pemilu," katanya. 

Dedi pun menyebut bahwa pernyataan Jeffrie itu cukup strategis, dengan merekrut keluarga Jokowi, buktinya PSI masih eksis hingga saat ini, meskipun tertatih-tatih. 

"Tetapi nahas bagi PSI, kini Jokowi juga mulai memudar pengaruhnya, maka PSI juga tidak terjamin keberadaannya di Pemilu 2029," ujarnya. 

Dalam pernyataan saat kongres pertama PSI di Solo, Sabtu (19/7/2025), Jeffrie menceritakan bagaimana masa depan partai yang kini berganti logo gajah merah hitam putih itu dipertaruhkan pada satu nama besar, Jokowi. 

Jeffrie secara gamblang mengakui bahwa ia pernah memberikan ultimatum keras kepada para petinggi partai di masa-masa sulit, jauh sebelum Kaesang Pangarep didapuk menjadi ketua umum. 

"Saya pernah menyampaikan kepada teman-teman semua ketika itu, Raja Juli Antoni, Grace (Natalie), (Andi) Saiful Haq, Endang Tirtana," papar Jeffrie membuka ceritanya seperti dilansir Suarasurakarta.id. 


Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovanie. Keberadaan Keluarga Jokowi dalam PSI disebut tidak akan berpengaruh dalam mendulang suara. [Suara.com/dok]

Perintah Jeffrie saat itu terdengar final dan tanpa kompromi.

Ia menegaskan bahwa eksistensi PSI bergantung sepenuhnya pada keberhasilan merekrut lingkaran Istana.

"Kalau kalian nggak dapat anaknya Pak Jokowi, atau menantunya Pak Jokowi, atau Pak Jokowi sendiri, partai kita akan turun perolehan suaranya dan itu adalah tahun terakhir kita ber-PSI," ujarnya. 

Baginya, apabila misi itu gagal, maka tidak ada pilihan lain selain membubarkan partai secara terhormat. 

"Kita harus melakukan pemakaman terhadap PSI. Karena, kita harus percaya partai kalau didirikan kemudian suaranya menurun itu kita harus mengambil kesimpulan bahwa publik, masyarakat enggak percaya terhadap kita," lanjutnya.

Sumber: suara
Foto: Kaesang Pangarep ditetapkan menjadi Ketua Umum PSI di Kota Solo. Penetapan berdasarkan hasil Pemilu Raya yang telah digelar sejak beberapa waktu lalu. [Suara.com/Ronald Seger Prabowo]

Komentar