Direktur RS Indonesia di Gaza Dibunuh Israel, Gaza Kehilangan Satu-satunya Dokter Spesialis Jantung

- Jumat, 04 Juli 2025 | 11:20 WIB
Direktur RS Indonesia di Gaza Dibunuh Israel, Gaza Kehilangan Satu-satunya Dokter Spesialis Jantung



GELORA.ME  - Direktur Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, dr Marwan Al-Sultan, tewas akibat serangan udara Israel yang menargetkan rumahnya di Kota Gaza, pada Rabu (2/7/2025).

Ketua Divisi Emergency Medical Team (EMT) MER-C Indonesia, Arief Rachman, mengungkapkan selama 50 hari terakhir, sudah ada sekitar 70 tenaga kesehatan di Gaza yang tewas akibat serangan Israel.

"Dalam 50 hari terakhir saja ini sudah ada 70 tenaga kesehatan yang tewas akibat serangan Israel di luar dari warga sipil lainnya," ungkapnya, Jumat (4/7/2025), dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV.

Tewasnya dr Marwan ini, kata Arief, menjadi kehilangan yang sangat luar biasa bagi warga Gaza.


Sebab, dr Marwan merupakan satu-satunya dokter spesialis jantung yang ada di Gaza saat ini.

"Tentu kehilangan satu saja tenaga medis ini, apalagi sosok yang berkarakter dan sangat terampil seperti dr Marwan ini merupakan sebuah kehilangan yang luar biasa buat Gaza," ujarnya.

"Tidak hanya karena beliau satu-satunya dokter kardiologis yang masih ada di Gaza Utara, jadi relatif setelah kemudian beliau wafat, maka berarti Gaza Utara sudah tidak memiliki lagi dokter ahli jantung, apalagi beliau memiliki subspesialis jantung intervensi," sambung Arief.

Selain itu, Arief mengatakan, dr Marwan juga merupakan seorang guru dan dosen bagi mahasiswa kedokteran yang ada di Gaza.

Sehingga, mahasiswa-mahasiswa itu juga akan kehilangan sosok yang mereka jadikan panutan dalam menimba ilmu dan pengalaman.


Apalagi, kini, tenaga kesehatan semakin berkurang karena serangan Israel.

"Tidak hanya pasien-pasien yang mengalami masalah jantung di Gaza Utara dan sekitarnya akan kehilangan dokter yang bisa melayani, tetapi juga beliau merupakan guru, dosen bagi mahasiswa kedokteran yang ada di Gaza," katanya.


"Artinya mahasiswa-mahasiswa calon dokter dan juga calon dokter spesialis juga akan kehilangan sosok menimba ilmu dan pengalaman, yang jumlahnya saat ini sudah semakin berkurang," ucap Arief.

Kemlu Turut Berduka Cita

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI turut berduka cita atas wafatnya dr Marwan.

"Kami memonitor pemberitaan mengenai wafatnya dr Marwan Al Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza. Kami turut berduka atas wafatnya dr Marwan Al-Sultan," kata Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha saat dikonfirmasi, Rabu.


Namun, Kemlu RI mengonfirmasi Marwan bukan berkewarganegaraan Indonesia.

Marwan hanya menjabat sebagai pimpinan fasilitas medis yang dibangun melalui donasi masyarakat Indonesia.

"Almarhum bukan warga negara Indonesia," jelasnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina menyampaikan berita duka karena Israel kembali membunuh warga sipil termasuk menargetkan para tenaga medis.

Terbaru, dr Marwan yang merupakan Direktur RS Indonesia di Gaza tewas dalam serangan yang dilakukan negara zionis, Rabu.

Serangan Israel itu menargetkan rumahnya di Tal Al-Hawa, barat daya Kota Gaza.

Marwan dan beberapa anggota keluarga yang berada dalam rumah menjadi martir dalam peristiwa itu.

"Dia naik ke surga sebagai martir, bersama dengan beberapa anggota keluarganya, beberapa saat yang lalu, setelah pendudukan menargetkan rumahnya di Kota Gaza," tulis Kementerian Kesehatan Palestina, Rabu.

Otoritas Palestina menyatakan, serangan yang mengunci para tenaga medis dinilai sebagai metodologi sekaligus strategi terencana negeri zionis untuk secara langsung menebar teror dan ancaman kepada siapa saja.


"Kami mengutuk kejahatan keji ini terhadap kader medis kami, dan kami meminta Tuhan untuk mengasihaninya dan keluarganya setelah karir panjang memberi di bidang kedokteran dan kasih sayang, di mana dia adalah simbol dedikasi, keteguhan, dan ketulusan, selama keadaan tersulit dan saat-saat paling sulit yang dialami oleh orang-orang kami di bawah agresi terus-menerus," ungkapnya

Sumber: Tribunnews 

Komentar