1. China
Dengan perkiraan 500 hulu ledak, China sedang berada dalam "fase modernisasi dan ekspansi nuklir yang paling signifikan" dalam sejarahnya.
Para ahli memperkirakan China menambah arsenalnya lebih cepat dari negara lain, dengan potensi untuk menyamai jumlah rudal balistik AS atau Rusia dalam dekade mendatang.
2. Prancis
Sebagai kekuatan nuklir utama di Uni Eropa, Prancis memiliki sekitar 290 hulu ledak.
Sebagian besar kekuatannya berbasis di laut, terutama pada kapal selam nuklir yang menjadi tulang punggung pencegahan strategisnya.
3. Inggris Raya
Negara ini memiliki sekitar 225 hulu ledak, yang keseluruhannya merupakan senjata strategis yang dapat diluncurkan dari kapal selam.
Di Luar Perjanjian: Kekuatan Nuklir Non-NPT
Empat negara berikut mengembangkan senjata nuklir di luar kerangka NPT, sering kali dipicu oleh ketegangan regional yang panas.
1. Pakistan dan India
Dua negara tetangga di Asia Selatan ini terus berada dalam perlombaan senjata. Baik Pakistan maupun India diperkirakan memiliki sekitar 170-172 hulu ledak.
Konflik yang sering terjadi di perbatasan, terutama di wilayah Kashmir, membuat keberadaan senjata nuklir di kedua negara menjadi "sumber kekhawatiran konstan bagi stabilitas global".
2. Korea Utara
Diperkirakan memiliki sekitar 50 hulu ledak, Korea Utara adalah satu-satunya negara yang masih aktif melakukan uji coba nuklir di abad ke-21.
Bagi Pyongyang, program nuklir adalah "jaminan utama bagi kelangsungan rezimnya" di tengah tekanan internasional.
3. Israel
Israel menjalankan kebijakan ambiguitas yang disengaja terkait program nuklirnya dan tidak pernah secara resmi mengonfirmasi atau menyangkal kepemilikan senjata ini.
Namun, negara ini diyakini secara luas memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Erick Thohir Meminta Maaf, Tapi Publik Masih Geram: Apa yang Salah?
Prabowo Tegaskan Tak Bayar Utang Kereta Cepat, Warisan Proyek Jokowi
Raja Juli Bocorkan Sosok Misterius R yang Akan Gabung ke PSI, Ungkap Keterkaitan dengan Sosok J!
Korban Jiwa dalam Ledakan Pabrik Bom di AS: Tidak Ada yang Selamat