GELORA.ME - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Beijing untuk membicarakan kerja sama strategis kedua negara khususnya di bidang ekonomi.
"Tahun lalu, Presiden Xi Jinping dan Presiden Prabowo bertemu dua kali dan mencapai kesepakatan penting tentang memperdalam kerja sama kemitraan strategis secara menyeluruh antara kedua negara, termasuk membangun pola kerja sama 'Lima Pilar' yang di dalamnya termasuk kerja sama keamanan," kata Menlu Wang Yi.
Tahun ini, ucap Wang Yi, adalah 75 tahun hubungan diplomatik antara China dan Indonesia sehingga telah melewati berbagai perubahan dunia dan menjadi fondasi bagi kedua pihak.
"China ingin bersama-sama dengan Indonesia memperdalam rasa percaya bidang politik, menambah proyek monumental seperti Kereta Cepat Jakarta - Bandung dan Koridor Ekonomi Regional Terpadu berkualitas tinggi, memperkuat kerja sama di bidang kelautan, mineral maupun pembangunan berkualitas tinggi bidang lainnya," tambahnya.
Saat ini, ujar Menlu China itu, dunia menghadapi gempuran arus balik unilateralisme, di mana tindakan intimidasi perdagangan merugikan kepentingan berbagai negara.
"Menghadapi berbagai tantangan dan risiko, China dan Indonesia harus tetap berpegang pada semangat awal pembentukan hubungan diplomatik, mempertahankan kemandirian dan independensi, memperluas kerja sama saling menguntungkan, serta menjaga keadilan dan kejujuran," tambah Wang Yi.
Pemerintah China, lanjutnya, juga mengucapkan selamat kepada Indonesia atas menjadi anggota resmi BRICS, dan siap bekerja sama dengan Indonesia untuk bersama-sama mempromosikan Semangat Bandung yang mengedepankan solidaritas dan kerja sama.
"China ingin bersama-sama dengan Indonesia mendorong proses integrasi ekonomi regional, menangkal gempuran unilateralisme dan arus balik globalisasi, serta bahu membahu membangun rumah bersama Asia Pasifik yang lebih baik," papar Wang Yi.
Dengan komunitas masa depan bersama China-Indonesia sebagai penggerak, Wang Yi mengatakan China akan mendorong pembangunan komunitas masa depan bersama di kawasan sekitarnya, yang pada akhirnya berkontribusi pada terwujudnya komunitas masa depan bersama umat manusia.
Sementara Luhut menyatakan bahwa hubungan persahabatan antara Indonesia dan China sangat kuat.
"Sahabat sejati terasa dekat meski dipisahkan lautan dan benua, pepatah kuno China ini sangat tepat menggambarkan hubungan kedua negara," kata Luhut.
Perkembangan ekonomi Indonesia, ucap Luhut, tidak terlepas dari kerja sama saling menguntungkan dengan China.
"Kolaborasi di berbagai bidang seperti perdagangan, keuangan, transfer teknologi, dan pelatihan sumber daya manusia telah membuahkan hasil melimpah. Proyek-proyek ikonik seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung menolong rakyat kedua negara, dan kerja sama ini juga berdampak positif bagi negara-negara tetangga," papar Luhut.
Tahun ini menandai 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China sekaligus 70 tahun Konferensi Bandung.
"Hubungan antarnegara bergantung pada kedekatan rakyat, dan kedekatan rakyat lahir dari kesatuan hati," tutur Luhut.
Luhut menyebut Indonesia berharap dapat mempererat interaksi di semua tingkat dengan China, memperluas bidang kerja sama, meningkatkan pertukaran budaya, mendorong komunitas masa depan bersama Indonesia-China untuk berkembang lebih besar, serta bersama-sama memajukan solidaritas dan kolaborasi "Global South" (Selatan Global).
Dalam pertemuan itu, keduanya juga membahas mengenai isu-isu kawasan dan internasional yang menjadi perhatian bersama.
Ikut hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Mari Elka Pangestu, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Chief Information Officer Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara) Pandu Sjahrir, Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun, serta para pejabat terkait lainnya.
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Gus Muwafiq Semprot Penggugat Ijazah Jokowi: Kenapa Kalian Baru Ribut Pas Sudah Tidak Berkuasa? Bikin Gaduh Aja Kerjaannya!
Kesaksian PDIP Penting Ungkap Kasus Ijazah Jokowi
Jawab 22 Pertanyaan dalam Satu Jam, Buni Yani: Pemeriksaan Jokowi di Bareskrim Susah Diterima Akal Sehat
TNI AL Gagalkan Penyelundupan Narkoba Seberat 2 Ton, Nilainya Capai Rp 7,5 Triliun