Batalnya pengunduran diri Hasan Nasbi dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) menjadi momen Istana untuk segera mengevaluasi pola komunikasi publiknya.
Anggota Komisi I DPR RI Syamsu Rizal mengatakan, keputusan seorang pejabat strategis yang sempat mengundurkan diri, namun kemudian dibatalkan tidak bisa dianggap enteng.
"Ada masalah serius dengan tim komunikasi Istana," kata Syamsu Rijal lewat keterangan tertulisnya, Rabu, 7 Mei 2025.
Khususnya, kata Syamsu, terkait pernyataan Hasan Nasbi yang merespons pengiriman kepala babi ke kantor redaksi Tempo yang menimbulkan kontroversi.
Komentar Hasan Nasbi dinilai tidak memiliki empati, karena meminta Tempo memasak kepala babi yang dikirim oleh orang yang tidak dikenal.
Padahal, kata Syamsu, pengiriman kepala babi merupakan bentuk teror kepada media. Tindakan itu masalah serius yang perlu disikapi secara bijak.
Menurut Syamsu, juru bicara Istana yang mewakili institusi resmi negara seharusnya menyampaikan statemen secara bijak.
"Bukan malah meminta kepala babi untuk dimasak. Komentar itu bukan mencerminkan juru bicara kepresidenan yang profesional," kata Syamsu.
Ia menegaskan seorang juru bicara harus paham bahwa dirinya mewakili institusi negara, bukan mewakili diri sendiri. Jadi, ketika menyampaikan pernyataan kepada media harus betul-betul diatur dan dipertimbangkan secara matang.
"Jangan ada sentimen pribadi ketika menyampaikan keterangan resmi, karena dia bukan juru bicara tim sukses pasangan calon," tutup Syamsu.
Sumber: rmol
Foto: Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi/Ist
Artikel Terkait
7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Ahmad Khozinudin: Berat Bebanmu Jokowi, Kini Harus Bertempur Hidup dan Mati
Tak Ada Takutnya, Ini Peran Ammar Zoni dalam Jaringan Pengedar Narkoba di Rutan Salemba
Laku Keji Heryanto Cekik Dina Oktaviani hingga Tewas, Lalu Jasadnya Disetubuhi, Harta Dirampas