Perdebatan mengenai kasus dugaan ijazah palsu milik mantan Presiden Republik
    Indonesia Jokowi semakin memanas.
  
  
    Sebelumnya, tiga orang perwakilan TPAU, yang terdiri dari Roy Suryo,
    Tifauzia, dan Rismon Hasiholan telah menyambangi Universitas Gadjah Mada
    (UGM) untuk mengecek skripsi milik Joko Widodo.
  
  
    Namun, pengakuan yang dibeberkan oleh Roy Suryo menyebut terdapat
    kejanggalan pada skripsi tersebut.
  
  
    Kunjungan Roy Suryo dan dua orang lainnya ke UGM juga membuat dirinya
    diundang ke sejumlah podcast untuk membicarakan pertemuan tersebut. Dalam
    salah satu podcast yang tayang di akun YouTube Bambang Widjojanto, Roy Suryo
    mengatakan jika kasus dugaan ijazah palsu Jokowi dapat menyeret nama putra
    sulungnya, Gibran Rakabuming. 
  
  
    Bukan tanpa sebab, Roy Suryo menilai jika perilaku orang tua dapat menurun
    kepada anaknya. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan jika ijazah
    sekolah yang dimiliki oleh Gibran Rakabuming pun dapat dipertanyakan di
    kemudian hari.
  
  
    Dalam cuplikan video yang dibagikan kembali oleh akun X @BarisanPemudaRI,
    Roy Suryo bahkan menyoroti beberapa keanehan pada riwayat pendidikan Wakil
    Presiden (Wapres) Republik Indonesia tersebut.
  
  ‼️👍👍👍👍‼️
— Barisan Pemuda RI (@BarisanPemudaRI) April 27, 2025
*BREAKING NEWS.*
*Sekarang giliran IJAZAH FUFUFAFA DIKULITIN ABIS oleh Roy Suryo.*
*TERNYATA GAK BEDA DENGAN BAPAKNYA.*
😃🤣😆 pic.twitter.com/i5V5RyLxeM
"Ini menarik, karena sebenarnya University of Bradford yang adanya di
    London, itu ternyata sudah tidak lagi kerja sama dengan MDIS, sekolah yang
    tempat dia konon dulu pernah sekolah di situ," ucap Roy Suryo.
  
    Sebagaimana diketahui, University of Bradford sendiri berlokasi di Inggris
    dan bekerja sama dengan Management Development Institute of Singapore
    (MDIS). Karena itulah Gibran Rakabuming disebut mendapatkan ijazah yang
    dikeluarkan oleh University of Bradford.
  
  
    Namun, Roy Suryo mengatakan jika sejak awal riwayat pendidikan suami Selvi
    Ananda itu memiliki keanehan. Dahulu sempat beredar informasi bahwa Gibran
    Rakabuming pernah pindah Sekolah Menengah Atas (SMA).
  
  
    "Bahkan kalau diteliti sekolahnya, sama dari awal. SMA-nya, itu pun
    bermasalah juga. Mulai dari SMA Santo Yosef yang hanya dua tahun, masuk ke
    SMK Kristen di Solo yang hanya dua tahun, kemudian dia lari ke Singapura,
    kemudian dia masuk tiba-tiba ada ijazah University of Bradford tadi," tambah
    Roy Suryo.
  
  
    Selanjutnya, Gibran Rakabuming juga dinyatakan pernah mengenyam pendidikan
    di University of Technology Sydney, Australia, melalui program
    Insearch. 
  
  
    "Bahkan dia sempat nyebut di CV-nya, masih ada dulu di pemerintah Kota Solo,
    katanya dia menempuh S2 di UTS, University of Technology Sydney. Dan setelah
    kita kejar ke sana, dan ada bukti, ternyata di UTS itu dia hanya menempuh
    patrikulasi, program namanya Insearch, itu selama enam bulan, dan dia tidak
    lulus," sambungnya.
  
  
    Roy Suryo juga menyoroti surat keterangan penyetaraan ijazah yang
    dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, di mana disebutkan bahwa Gibran
    Rakabuming telah menyelesaikan pendidikan Grade 12 di UTS Insearch dengan
    pengetahuan setara tamat Sekolah Menengah Kejuruan alias SMK.
  
  
    "Lucunya lagi, sertifikasi nggak lulus itu kemudian dikomparasikan dengan
    semacam pengakuan atau ibarat penyesuaian dari Dikti, ternyata itu hanya
    setara SMK. Bahkan universitas yang disebut-sebut di Singapura itu, MDIS
    tadi, itu ranking ke-46 dari 51 universitas di Singapura," beber Roy Suryo.
  
  
    Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia itu juga menyebut jika Indeks
    Prestasi yang dimiliki Gibran di bawah angka 2,5.
  
  
    "Dan dalam sertifikat itu, disebut bahwa dia tidak disarankan atau tidak
    direkomendasikan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Kalau
    dikatakan dengan IP atau indeks prestasi, ya IP-nya di bawah dua setengah,"
    imbuhnya.
  
  
    Oleh sebab itu, Roy Suryo menilai jika kasus dugaan ijazah palsu Jokowi
    harus diselesaikan dengan benar agar tidak terjadi hal serupa pada generasi
    berikutnya.
  
  
    "Jadi artinya gini, ini maksudnya kenapa perlunya ini masih dikejar (ijazah
    milik Jokowi). Supaya ini tidak menjadi mimpi buruk Indonesia
    berkepanjangan, nanti siapa tahu keturunannya lain lagi, cucunya gitu lagi,"
    tuturnya.
  
  
    Cuitan tersebut sontak mendapat beragam respons dari pengguna media sosial
    lainnya. 
  
  
    "Like father like son," komentar @shofi*_
  
  
    "Bongkar, bongkar, bongkar. Ijazah palsu bikin harga diri bangsa jatuh,"
    tambah @suhar***
  
  
    "Keluarga pendidikan berantakan," sambung @aja******
  
  
    Sumber:
    suara
  
  
    Foto: Roy Suryo di PN Jakarta Barat, Kamis (22/12/2022). (Suara.com/Faqih)
  
   
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Dirut CMNP Arief Budhy Hardono Dilaporkan ke Polda Metro Jaya Soal Tuduhan NCD Palsu
Laba Bank JTrust (BCIC) Tembus Rp63,74 Miliar di Kuartal III 2025, Kredit & DPK Tumbuh
Said Iqbal Tolak Kenaikan UMP Rp50 Ribu, Ancam Mogok Nasional
Standar Pelayanan Publik Baru: Upaya Pemerintah Tingkatkan Kualitas Layanan