Strategi Pembersihan Senyap di Kabinet Warisan Jokowi

- Minggu, 20 April 2025 | 21:45 WIB
Strategi Pembersihan Senyap di Kabinet Warisan Jokowi


'Strategi Pembersihan Senyap di Kabinet Warisan Jokowi'


Oleh: Ali Syarief

Akademisi


Politik Indonesia kerap bergerak dalam dua dimensi: yang tampak di layar publik dan yang digelar di ruang-ruang senyap. 


Pertemuan Dasco dengan Eggi Sudjana cs barangkali hanyalah fragmen dari strategi yang lebih besar: operasi senyap Prabowo dalam menata ulang komposisi kekuasaan yang terlalu lama dikunci oleh oligarki Jokowi.


Pasca kemenangan Pilpres 2024, wajah kabinet memang belum berubah. Namun getaran di dalamnya mulai terasa: pertemuan informal, komunikasi lintas faksi, hingga sejumlah manuver politik yang belum masuk headline. 


Semua itu menunjukkan satu arah: terjadi pergeseran kuasa yang pelan tapi pasti.



Inilah yang membuat kehadiran Eggi dan para aktivis oposisi menjadi penting. Mereka adalah suara yang selama ini dibungkam atau ditekan. 


Kini justru dipanggil masuk, bukan sekadar simbol keberagaman, tapi menjadi saluran alternatif untuk merancang konfigurasi politik baru—yang tak tersandera balas jasa politik masa lalu.


Sufmi Dasco memainkan peran sebagai operator senyap. Ia tidak frontal. Tidak membawa palu godam. Tapi gerakannya presisi. 


Alih-alih menyingkirkan para loyalis Jokowi secara terbuka, ia membangun poros tandingan dengan menyusun jejaring baru di luar radar: aktivis, teknokrat, bahkan kelompok masyarakat sipil yang selama ini “dibuang” dari percakapan kekuasaan.



Inilah keunggulan strategi senyap Prabowo. Ia tak menjatuhkan pendahulunya lewat kritik keras. Ia tak menggiring wacana pertentangan.


Tapi diam-diam, ia mengikis legitimasi lawas dengan narasi baru: nasionalisme dengan pendekatan teknokratik, pembangunan desa berbasis industrialisasi, dan pembukaan lapangan kerja dari luar IKN.


Eggi Sudjana menyebutnya “model percontohan Lahat.” Boleh jadi ini bukan soal Lahat semata, melainkan pintu masuk menuju rekonstruksi arah pembangunan nasional pasca-era Jokowi. 


Halaman:

Komentar