Israel Terancam Gelap Total: Kami Tak Siap Hadapi Perang, Pemadaman Listrik Bisa 72 Jam

- Sabtu, 22 Juni 2024 | 11:15 WIB
Israel Terancam Gelap Total: Kami Tak Siap Hadapi Perang, Pemadaman Listrik Bisa 72 Jam



GELORA.ME  – Shaul Goldstein, CEO Noga, Perusahaan Manajemen Kelistrikan Israel mengatakan negaranya terancam gelap total dan tidak akan bisa dihuni apabila aliran listrik terputus akibat serangan drone dan roket Hizbullah yang mengenai infrastruktur PLN Israel.


Pernyataan itu dilontarkan setelah beberapa pekan terakhir militan Hizbullah terus melontarkan serangan drone dan rudal ke wilayah pemukiman Israel.


Tak sampai disitu, Hizbullah beberapa waktu lalu dilaporkan membombardir sejumlah pangkalan militer Israel dengan 35 drone atau pesawat berawak.



Hingga membuat pangkalan militer Israel yaitu Brigade Golani dan Unit Egoz 621 di barak Shraga di utara kota Akka hancur.


Serangkaian serangan ini yang membuat CEO Noga khawatir apabila nantinya Hizbullah yang merupakan sekutu kelompok Hamas akan menargetkan serangan ke infrastruktur PLN Israel.


“Kami tidak siap menghadapi perang yang sebenarnya. Apabila rudal Hizbullah menghantam fasilitas listrik maka menyebabkan pemadaman listrik selama satu jam, dua jam, tiga jam, 24 jam , 48 jam, 72 jam, dan seterusnya,” kata Goldstein sebagaimana dikutip dari Al Mayadeen.


“Kami tidak bisa menjanjikan listrik jika terjadi perang di utara. Setelah 72 jam tanpa listrik, mustahil tinggal di sini,” tambahnya.


Setelah komentarnya mulai menjadi berita utama, sejumlah masyarakat Israel kini dilanda kepanikan terkait adanya ancaman mati listrik permanen.



Sementara itu merespon pernyataan yang dilontarkan Goldstein, CEO Perusahaan Listrik Israel, Meir Shpilger menyebut kata-kata Goldstein “tidak bertanggung jawab” karena telah menimbulkan kepanikan yang tidak perlu.


“Negara Israel tidak akan dibiarkan dalam kegelapan. Kemungkinan pemadaman listrik yang berlangsung berhari-hari sangat rendah,” tulis Menteri Energi Eli Cohen di laman X.

Halaman:

Komentar