Sebab itu, yang diminta masuk kawasan Puro Pakualaman bukan hanya calon pengantin wanita saja namun juga orang tuanya.
"Lewat prosesi Nyengker ini diharapkan calon pengantin perempuan semakin dapat menata hati agar mantap dalam menyongsong prosesi pernikahan," kata dia.
Dari Nyengker ini, calon pengantin akan mendapatkan
pemahaman terutama tata cara adat kehidupan di lingkungan kerajaan.
"Calon pengantin perempuan akan diajarkan bagaimana nanti tata cara di kerajaan, karena nantinya setelah menikah akan mendapatkan gelar Bendoro Raden Ayu," kata dia.
Selain itu, saat dipingit, calon pengantin juga mendapat pemahaman makna prosesi yang akan dijalani seperti siraman, midodareni, panggih dan lainnya yang akan dilatih serta didampingi oleh abdi dalem.
Hanya saja, bedanya dengan jaman dulu, prosesi Nyengker saat ini sudah disederhanakan.
"Jaman dahulu Nyengker ini bisa memakan waktu hingga satu bulan penuh, kalau sekarang tidak hanya satu hari tapi esensinya tetap," kata dia.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sijogja.com
Artikel Terkait
Kode Rahasia Korupsi Gubernur Riau Jatah Preman & 7 Batang Terbongkar
Gubernur Riau Abdul Wahid Tersangka Korupsi PUPR: Terima Rp2,25 Miliar dari Jatah Preman
Polemik Pakubuwono XIV: Prosesi Dinilai Terlalu Dini, Ini Kata Juru Bicara Keraton
KPK Geledah Rumah Dinas Gubernur Riau, Dugaan Suap Penganggaran PUPR Capai Rp7 Miliar