Tentu saja, lanjut Riko, tidak ada korelasi berbahasa asing dalam debat. Bahkan bisa menjadi salah tafsir dan pemahaman publik. Sehingga memperburuk kualitas demokrasi. "Debat ini bukan forum internasional.
Jadi ide debat capres berbahasa asing sebagai gagasan ngawur," katanya. Selain itu pula, esensi debat lebih melihat kandidat menjabarkan masalah bangsa. Sekaligus menunjukkan strategi penyelesaiannya.
Artinya mengetahui kedalaman kandidat terhadap persoalan kekinian dan harapannya. Debat berbahasa asing, lanjut Riko lebih tepat pada forum internasional.
Pada momen itu memang audiennya tidak memahami Bahasa Indonesia, pantas untuk berbahasa asing. "Kok bisa ada ide seperti ini," katanya mempertanyakan
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
Skandal Pemerasan Propam Polda Sumut: Kabid & Kasubbid Diduga Palak Anggota, Kerugian Capai Miliaran!
Kontroversi Anggaran Filipina 2025: Dampak Lonjakan Dana Pertahanan vs Kesejahteraan Rakyat
Skandal KPK: ASDP Beli Kapal Tua & Rusak dengan Harga Lebih Mahal, Ancam Nyawa Penumpang
VIDEO 2 JAM Insanul Fahmi & IR: Wardatina Bongkar Bukti Adegan Dewasa & Lapor Polisi