Dikutip dari World Economic Forum (WEF), Paltel merupakan pemberi kerja nomor satu dari sektor swasta di Palestina. Mereka memiliki lebih dari 3.000 pegawai baik di Tepi Barat maupun Jalur Gaza.
Di tengah serangan besar-besaran Israel, Paltel pun mengedepankan nasionalisme ketimbang bisnis dalam memulihkan jaringan internet dan telekomunikasi di Gaza.
“Tim teknis kami dengan tekun mengatasi kerusakan pada infrastruktur jaringan internet dan telekomunikasi dalam kondisi yang menantang,” kata Paltel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (2/11).
Koresponden Al Jazeera di Palestina, Majed Abusalama, mengatakan dia bisa menghubungi ibunya di Gaza dan mendengar langsung suaranya. “Semua orang bisa menjangkau keluarganya sekarang. Tidak ada yang tahu berapa lama?” tulisnya di media sosial.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
Banjir Bandang Aceh Tamiang 2025: Permukiman Hilang Tertimbun Kayu Gelondongan
Pencabutan Izin Tambang di Indonesia: Hanya Ganti Nama, Eksploitasi Tetap Berjalan?
Ray Rangkuti Kritik Keras Tito Karnavian Soal Bantuan Malaysia: Analisis Lengkap
61 Tentara Israel Bunuh Diri Sejak Perang Gaza, Angka Mencengangkan Terungkap