Irlandia memiliki sejarah panjang simpati terhadap perjuangan Palestina. Hal ini melebihi agama, etnis, atau batas geografis. Pada dasarnya, ada pengalaman bersama tentang penjajahan, penindasan, dan perjuangan untuk kebebasan. Dukungan Irlandia untuk Palestina diakarinya dalam kesadaran sejarah, yang membuat isu ini mendapat perhatian lebih dari sekadar pertimbangan geografis, ekonomis, atau politik.
just a friendly reminder that Ireland 🇮🇪 was the first country to ever acknowledge Palestine as its own country and support us. the people of ireland have always been friends of palestine. we stand united and to deny that is to deny history. pic.twitter.com/WNeF0bbpNM
Pada awalnya, pada 1920-an dan 1930-an, simpati Irlandia cenderung mendukung gerakan Zionis. Namun, persepsi ini mulai berubah seiring dengan perjuangan anti-Britania sendiri dan perang saudara yang traumatis di Irlandia. Adanya okupasi ilegal tanah Palestina oleh Israel mengingatkan banyak orang Irlandia tentang sejarah penindasan mereka sendiri oleh Inggris.
Mengutip Aljazeera, parlemen Irlandia pada 2021 memberikan suara bulat untuk mengutuk "aneksasi de facto" Israel terhadap tanah Palestina di wilayah yang diduduki. Ini membuatnya menjadi negara anggota Uni Eropa pertama yang mengambil sikap seperti itu.
Irlandia adalah anggota pertama dari komunitas Eropa yang mengakui Organisasi Pembebasan Palestina pada tahun 1980 dan menjadi pendukung kuat untuk solusi dua negara. Bahkan, Irlandia pernah menjadi tuan rumah dan bertemu dengan Yasser Arafat pada beberapa kesempatan.
Para pemimpin politik Irlandia secara tajam mengkritik pemukiman Israel, pelanggaran hak asasi manusia, dan merusak proses perdamaian. Kritik mereka hanya berkembang ketika solusi dua negara tampaknya semakin hancur dan karena UE terlalu sibuk dengan masalah kebijakan luar negeri lainnya. Hasilnya adalah hubungan diplomatik yang sering retak dengan Israel.
Irlandia menunjukkan keberanian luar biasa dalam mendukung Palestina, meski merupakan negara dengan populasi mayoritas non-Muslim. Hal ini mencerminkan komitmen dan kesadaran sejarah yang mendalam, serta keinginan untuk melihat penyelesaian adil dan berkelanjutan bagi rakyat Palestina.
Sumber: inilah
Artikel Terkait
APG Westkampar Indonesia Catat Rekor Produksi Minyak 1.011 BOPD di 2025, Ini Strateginya
Fadly Alberto Ungkap Perasaan Campur Aduk Jelang Debut di Piala Dunia U-17 2025
November Run 2025 di TMII: Seskab Teddy Lepas 4.000 Peserta Peringati Hari Pahlawan
Gusti Purbaya: Profil, Kontroversi, dan Perjalanan Calon Raja Solo Pengganti PB XIII