Di distrik pusat Rubat Sangi, yang dilanda gempa pada Sabtu (7/10), setidaknya 200 rumah hancur, kata Gubernur, Noor Ahmad Shahab.
Sejauh ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, katanya, karena banyak penduduk desa yang sudah tidur di tempat terbuka atau di tenda sejak gempa bumi terjadi sebelumnya.
“Masyarakat membutuhkan bantuan segera,” kata Shahab, seraya menambahkan bahwa para penyintas jatuh sakit akibat musim cuaca gugur yang lebih dingin.
Upaya memberikan bantuan dan penyelamatan setelah gempa bumi yang terjadi pada hari Sabtu (7/10) terhambatnya infrastruktur yang hancur akibat perang selama beberapa dekade dan kurangnya bantuan asing yang pernah menjadi tulang punggung perekonomian namun telah mengering sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.
Sistem pelayanan bantuan kesehatan Afghanistan, yang sebagian besar bergantung pada asing, juga mengalami pemotongan bantuan yang sangat parah.
Uni Eropa mengatakan akan memberikan 2,5 juta Euro atau setara dengan Rp 41 miliar kepada mitra kemanusiaan yang bekerja untuk memberikan bantuan, selain bantuan kemanusiaan sebesar 89 juta Euro atau sekitar Rp 1 triliun yang telah dialokasikan pada tahun 2023.
Mereka juga menawarkan perlengkapan perlindungan, tenda musim dingin, perlengkapan kebersihan, dan perlengkapan bantuan lainnya.
Baca Juga: Tanggapan Status Tersangka KPK, Syahrul Yasin Limpo: Saya Segera Kembali ke Jakarta untuk Datang
Pakistan, Irak, Turki, dan Tiongkok telah berjanji untuk mengirimkan makanan, selimut, obat-obatan, tenda, dan dana. Kantor Kemanusiaan PBB juga telah mengumumkan bantuan senilai USD 5 juta atau setara dengan Rp 78 miliar.
Sumber: jawapos
Artikel Terkait
Trump Puji Prabowo: Indonesia Disebut Teman Baru AS di KTT ASEAN-US
Pidato Perdana Prabowo di KTT ASEAN 2025: Serukan Persatuan dan Sampaikan Duka untuk Thailand
Mengenang Johnson Panjaitan: Kisah Pengacara yang Ditakuti Jaksa & Pembela Rakyat Kecil
Kapolres Pimpin Langsung Patroli KRYD, 75 Personel Amankan Titik Vital Tanjung Priok