Padahal Kaesang bilang santai dan santuy saja. Rupanya santai dan santuy itu dalam hal interaksi dengan parpol lain atau sesama politisi. Artinya jangan tegang-tegang, nggak usah saling caci dan mencela, jangan memfitnah, tak usah tebar hoaks dan sejenisnya. Hubungan itu yang asik-asik saja, yang santai dan santuy.
Ini kosa kata baru dalam bahasa perpolitikan kita. Berpolitik secara santai dan santuy. Tapi dalam kerja politiknya, yang tidak siap bisa terpontal-pontal mengikutinya. Ribuan kader baru, yang mau jadi anggota maupun yang jadi caleg berdatangan menawarkan diri.
Lalu soal RUU Perampasan Aset yang diperjuangkan PSI, Kaesang sadar prosesnya di DPR yang sekarang itu bakal panjang. Maka dengan tersenyum dia bilang akan “merampas” aset kader PSI yang korupsi! Dan kader PSI yang korupsi bakal “disembelih”.
Ini tentu mesti dibaca sebagai bentuk metafora, tapi intinya mau menegaskan sikap PSI yang tegas-tegas menolak praktek korupsi, dan semangat ini dimulai dari internal partai yang ia pimpin. Jangan coba main-main dalam hal ini. Caleg mantan napi korupsi pun tidak ada di PSI.
Cibiran pun datang dari mereka yang sinis maupun cemburu. Kata orang, sebetulnya mereka iri dengan pergerakan PSI akhir-akhir ini. Tapi terhadap itu semua, PSI enteng saja menjawab: kami siap salah, mohon dimaafkan, dan mohon nasehatnya. Lalu mereka move on.
Ya, bergerak terus, bukannya jadi sakit hati dan berdebat atau mencari pembenaran terhadap perilaku politik (political behavior) yang membingungkan parpol-parpol konvensional itu.
Bukan hanya move on, tapi juga hati tetap gembira. Ceria dan santai serta santuy saja. Politik di tangan anak-anak muda ini jadi renyah dan mudah dicerna.
Dan, ini yang penting, jadi banyak yang kepingin login.
(Penulis adalah Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Perspektif (LKSP) Jakarta)
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Shell dan TotalEnergies Catat Penurunan Laba, Ini Penyebab dan Proyeksi Harga Minyak
Hujan Es Tangerang 2025: Penyebab, Dampak, dan Penjelasan BMKG
Bestari Barus Buka Suara Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ini Alasan Kontroversialnya
Kota Wisata Ecovia Cibubur: Hunian Hijau Harga 1,8 M oleh Sinar Mas Land