Kalau Anies Tak Berpeluang Menang Pilpres, Kenapa Harus Dijegal?

- Senin, 07 Agustus 2023 | 18:30 WIB
Kalau Anies Tak Berpeluang Menang Pilpres, Kenapa Harus Dijegal?

Anies nomor urut 3. Ini hasil survei. Dalam posisi nomor 3 atau bontot, kenapa Anies masih ditakuti? Jawabnya: karena survei dilakukan sekarang. Sementara pilpres masih 6 bulan lagi. Pada 6 bulan ke depan, situasi politik akan banyak perubahan dan akan mengalami eskalasi yang dinamis. Banyak variabel yang belum muncul hari ini, dan akan muncul belakangan. Terutama pascapendaftaran pilpres Oktober nanti.


Kenapa survei saat ini Anies di urutan ketiga, paling bawah di antara Prabowo dan Ganjar? Adakah peluang Anies untuk menyalip kandidat lainnya? Ini penjelasannya: Pertama, masih banyak yang ragu apakah Anies bisa nyalon atau tidak. Banyak orang, terutama kalangan elite politik yang begitu yakin Anies tidak mendapat tiket nyapres. Asumsi ini mempengaruhi dukungan kepada Anies.


Di sisi lain, jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) masih cukup besar. Sementara "die hard" pemilih fanatik sangat kecil. Artinya, alih dukungan (swing voters) dari lawan ke Anies masih sangat besar peluangnya. Dengan didaftarkannya Anies nanti di pilpres, ini memastikan Anies maju dan berpotensi mengubah peta elektabilitas.


Kedua, penguasa yang dianggap sebagai penjegal Anies saat ini masih lumayan besar pengaruhnya. Setelah pendaftaran capres Oktober nanti, penguasa akan segera dilupakan dan ditinggalkan pemilih. Dengan sendirinya akan berkurang pengaruhnya. Saat itu, rakyat akan fokus kepada capres yang muncul, terutama Anies yang dianggap memiliki kemampuan komunikasi publik yang lebih baik.


Ketiga, karena rakyat fokus pada capres, maka panggung untuk para capres akan lebih banyak. Di sini, adu gagasan bahkan rekam jejak dan prestasi capres akan mendapat ruang untuk dikomunikasikan ke publik. Dan Anies punya rekam jejak yang lebih klir dan jelas daripada capres lainnya.


Begitu juga soal gagasan, Anies memiliki keunggulan dalam mengkomunikasikannya ke publik. Ini akan menjadi strategi unggulan Anies yang diandalkan untuk mampu menghipnotis publik.


Keempat, setelah pendaftaran capres, akan ada logistik yang masuk. Mayoritas donatur menaruh sumbangannya di semua keranjang pasangan capres-cawapres. Dengan logistik ini, mesin relawan Anies yang jumlahnya jauh lebih besar dan lebih militan dari capres lain akan dapat secara masif untuk bergerak. Mengimbangi logistik yang saat ini berlimpah di capres yang lain.


Kelima, ada lima kali debat pasangan capres-cawapres. Silakan anda menilai, debat yang diikuti para capres, kira-kira siapa yang lebih mampu mempengaruhi publik. Anda pasti akan mengatakan bahwa Anies pemenangnya. Dan di debat ini, hampir semua rakyat dari segala lapisan nonton debat. Ini akan memberi pengaruh yang sangat besar.


Memang, faktor kecurangan dan money politics akan selalu ada di pilpres dan punya pengaruh. Tapi, karena tidak ada incumbent, kecurangan dan money politics akan relatif bisa diminimalkan pengaruhnya.


Pengaruh yang paling besar dan ini akan menjadi variabel penentu dalam pilpres adalah performa pasangan capres-cawapres, terutama capres. Mereka akan head to head, dan fokus pemilih akan diarahkan kepada para capres-cawapres. Di sini Anies Baswedan punya performa di atas yang lain. Inilah yang membuka peluang Anies Baswedan untuk menang.


Jadi masuk akal jika pihak lawan banyak yang takut, karena Anies peluangnya cukup besar untuk menang.  


(Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)

Halaman:

Komentar