Tindakan Putin itu seperti Bung Karno tentang Persatuan Indonesia. Bung Karno sangat mafhum politik devide et impera imperialisme Barat. Politik memecah belah. Kalau bangsa sudah terpecah belah, sangat mudah bagi mereka mencaplok Indonesia.
Imperialis itu persis seperti serigala. Kalau mau memangsa sekawanan rusa, diteror dulu, agar mereka lari bercerai berai. Dengan begitu mudah untuk menerkamnya satu per satu.
Putin bersikap bahwa Amerika adalah neo imperialis (penjajah baru). Sikap itu ada benang merahnya dengan pandangan BungKarno, bahwa secara formal, imperialisme sudah tamat. Tapi secara substansial masih terus berlangsung dengan panglimanya Inggris dan Amerika.Maka Bung Karno tanpa tedeng aling-aling menggelorakan jargon: Inggris dilinggis Amerika disetrika.
Tindakan Putin menyerang Ukraina itu sejalan dengan tindakan Bung Karno melakukan konfrontasi dengan Malaysia di pertengahan dekade 1960. Ukraina sekarang sama dengan Malaysia waktu itu, menjadi proksi imperialis. Proksi untuk menjadi alat menindas bangsa lain, merampok kekayaan alamnya, menguasai dunia.
Bung Karno kini bangkit kembali dalam sosok Putin. Bangkit dengan tetap pada jiwanya, yaitu antinekolim (neo kolonialisme imperialisme). Meneruskan cita-cita Bung Karno menghapuskan penjajahan di atas dunia karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Putin ingin membentuk tata dunia baru yang berkeadilan, setiap bangsa menghargai bangsa lain. Tidak boleh ada penindasan. Baginya, Amerika dan sekutunya adalah penindas terbesar di dunia.
Ambyar
Tatanan dunia baru yang digagas Putin ini senafas dan sejiwa dengan gagasan Bung Karno tentang The New Emerging Forces, kekuatan baru dunia yang menyebarkan rahmat Allah Yang Maha Kuasa, perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh umat manusia.
Kita harus yakinlah itu akan terjadi. Allah sudah dawuh di Quran surah Ali Imran ayat 140 bahwa Allah memberlakukan masa kejayaan dan masa kekalahan di antara manusia itu secara bergiliran.
Ditegaskan pula di Quran surah Al Qashas ayat 5: “Dan Kami akan memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu, dan hendak menjadikan mereka memimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi bumi.” Dan Indonesia telah memenuhi syarat untuk semua itu. Di antaranya dijajah selama 350 tahun. Ini rentang waktu gak main-main.
Insya Allah tidak lama lagi kita akan menyaksikan pecahnya revolusi dunia. Tatanan dunia lama ambyar, muncullah tatanan baru seperti yang dicita-citakan Bung Karno.
Tanda-tandanya sudah sangat banyak. Dedolarisasi semakin masif, yang nantinya berujung pada ambruknya ekonomi Amerika. Kini sudah jadi negara pengutang terbesar di jagat abuh eh.. raya. Barat kelimpungan krisis energi. Resesi bahkan terus membayangi.
Kekuatan militer Amerika bukan lagi tak tertandingi. Bahkan melawan santri-santri Taliban yang bersandal jepit di Afghanistan saja harus lari terbirit-birit seperti tikus kepergok kucing. “Imperium Amerika sudah di ambang kehancuran,” kata Chris Hedges, wartawan senior AS peraih Pulitzer Prize, penghargaan tertinggi jurnalisme media cetak.
Kapan terjadinya? Kita tunggu saja sambil ngupi-ngupi...
Allahu a’lam bis-shawab
*) Wartawan senior tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Shell dan TotalEnergies Catat Penurunan Laba, Ini Penyebab dan Proyeksi Harga Minyak
Hujan Es Tangerang 2025: Penyebab, Dampak, dan Penjelasan BMKG
Bestari Barus Buka Suara Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ini Alasan Kontroversialnya
Kota Wisata Ecovia Cibubur: Hunian Hijau Harga 1,8 M oleh Sinar Mas Land