"Lembaga survei kami jadikan rujukan semua, tentu kami juga punya penelitian sendiri untuk menjadi rujukan. Buat kami ya namanya pendukung Pak Jokowi pasti banyak, karena tingkat kepuasannya tinggi sekali, curuk yang cukup besar pendukung Pak Jokowi bagi semua capres yang akan maju besok," tutur dia.
Baca Juga: 61% Pendukung Jokowi Pilih Ganjar, NasDem: Persentase Bisa Naik Turun
Habiburokhman menyampaikan Gerindra tengah fokus pada kerja-kerja politik dengan strategi jangka panjang. Prabowo bersama Gerindra akan melakukan berbagai langkah untuk terus menyiapkan diri berkompetisi di Pemilu 2024.
Pemanasan mesin-mesin politik terus dilakukan. Terkait hal yang identik dengan momentum mendongkrak elektabilitas seperti deklarasi, Gerindra mengaku memiliki senjata lain untuk mendongkrak elektabilitas sang ketua umum.
"Kalau kayak permainan ada senjata rahasia yang akan dipakai entah kapan, kalau sekarang kita lebih mendalami strategi yang lebih panjang. Elektabilitas bukan soal hanya pada titik deklarasi tetapi kepada hari H pencoblosan. Karena itu, jika kita bicara jangka panjang kita bicara gagasan aja, itu yang terus dilakukan oleh Pak Prabowo," jelas dia. (Jose Nicol)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news GELORA.ME
Sumber: medcom.id
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Dampak Pertemuan Trump-Xi di KTT APEC 2025 bagi Indonesia dan Pasar Asia-Pasifik
MNC Insurance Gelar Literasi Asuransi di BINUS, Ini Strategi dan Dampaknya
Balita 3 Tahun Tewas Tenggelam di Parit Kubu Raya: Kronologi Lengkap & Fakta
Mahfud MD Pertanyakan Jaminan Indonesia ke China untuk Proyek Kereta Cepat Whoosh: Analisis Kontroversi & Risiko Utang