WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Aparat gabungan menggelar apel skala besar di lapangan silang Monumen Nasional (Monas), Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (13/5/2023) malam.
Apel itu digelar untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang beraktifitas di malam hari.
PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengimbau kepada pelaku kejahatan agar tidak beraksi lagi di DKI Jakarta.
Baca juga: Antisipasi Tawuran dan Kejahatan, Kapolda Metro Jaya Minta Anak Muda tak Keluar Rumah Malam Hari
"Saya imbau kepada seluruh masyarakat untuk menaati semua aturan untuk tidak melakukan tindakan-tindakan kriminal yang merugikan masyarakat," tegasnya.
Ratusan aparat gabungan yang ikut apel skala besar akan memberikan keamanan yang terbaik bagi masyarakat di Jakarta.
Sehingga, tidak ada ruang bagi pelaku kejahatan untuk beraksi di Jakarta apalagi sampai melukai masyarakat.
"Tentunya jajaran Polda dan TNI serta jajaran Pemda DKI akan memberikan yang terbaik pelayanan di bidang keamanan kepada masyarakat," ungkapnya.
Baca juga: Marak Pelajar Seks Pranikah, Kasudin Pendidikan Jakpus Ungkap Faktor Penyebab dan Pencegahannya
Ia juga meminta kepada masyarakat di tingkat RT dan RW untuk membantu aparat gabungan menjaga wilayahnya agar aman.
Sebab, keamanan wilayah bukan tanggungjawab aparat gabungan saja, tapi tanggungjawab bersama warga DKI Jakarta.
"Jadi keamanan itu bukan menjadi beban atau tanggung jawab penuh aparat keamanan tapi tanggungjawab kita semuanya," tegas Heru.
Heru menekankan kepada seluruh jajaran Polda Metro Jaya, Kodam Jaya dan Pemda DKI Jakarta solid demi keamanan masyarakat.
Apalagi ia dengan Pangdam Jaya Mayjen M Hasan sudah bersahabat sejak tujuh tahun lalu, begitu juga Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto.
"Ini adalah modal utama solid bersama-sama, sesuatu hal kalau kita kerja bersama pasti bisa kita atasi," katanya.
Ia juga mengingat kepada seluruh jajaran Polda Metro Jaya, Kodam dan Pemda DKI untuk berkomunikasi secara baik.
Tujuannya untuk mencegah perpecahan antara sesama pengayom masyarakat di Jakarta.
Jika mendapatkan infromasi yang belum jelas, maka harus ditelaah dahulu dan menunggu arahan dari pimpinan masing-masing.
"Termasuk juga informasi data yang kita terima, kita olah baru kita mengambil sebuah keputusan," jelas Heru.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Sumber: wartakota.tribunnews.com
Artikel Terkait
Ancaman Hercules Jika Kang Dedi Tak Rangkul Ormas, Bisa Suruh 50.000 Orang Geruduk Gedung Sate
Lapor Sendiri Soal Tudingan Ijazah Palsu, Jokowi Persilakan Polisi Periksa Keaslian Ijazahnya
Bejat! Pria Paruh Baya di Wonogiri Setubuhi Bocah Kelas 6 SD di Rumah Korban Sudah 7 Kali
MIRIS! 10 Tahun Dipimpin, Bank Dunia Mencatat Warisan Terbesar Era Jokowi: 172 Juta Orang Indonesia Hidup Miskin