Penanda Dini Untuk Pasien Serangan Jantung Mendadak

- Selasa, 16 Januari 2024 | 16:30 WIB
Penanda Dini Untuk Pasien Serangan Jantung Mendadak

Hasil penelitian Trisulo ini dipaparkan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar ke-300 UNS yang digelar Selasa, 16 Januari 2024. Trisulo juga tercatat sebagai Guru Besar ke-49 FK UNS untuk Bidang Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada divisi Perawatan Intensif dan Kegawatan Kardiovaskular.

 

"Masyarakat awam menyebutnya sebagai "masuk angin kasep" atau disebut juga serangan "angin duduk”, karena terjadi kematian tiba-tiba pada orang yang kelihatannya tidak sakit. Malah sedang melakukan aktivitas, misalnya sedang olahraga, tenis, futsal, shalat, dan lain-lain," ujar Trisulo, saat konferensi pers di UNS Solo.

Lebih lanjut, Trisulo menjelaskan serangan jantung mendadak itu merupakan penyebab kematian yang tertinggi di dunia, termasuk Indonesia. Sehingga penelitian dilakukan mengingat diperlukan biomarker atau penanda dini untuk memastikan diagnosis penyakit tersebut.

Tujuannya, supaya bisa dilakukan pertolongan segera untuk mencegah kematian dan kecacatan jantung. "Kebanyakan kematian pasien ini karena keterlambatan berobat ke dokter/rumah sakit, karena hanya dikira masuk angin saja atau sakit maag," kata dia.

 

 

 

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: cakrawala.co

Halaman:

Komentar