Inkonsistensi Kebijakan Jokowi dan Proyek Kereta Cepat Whoosh: Analisis dan Kritik
Aktivis dan akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, mengkritik keras inkonsistensi kebijakan pemerintah di era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sorotan utama kritik ini tertuju pada proyek-proyek besar strategis, salah satunya adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh.
Pola Klaim B2B dan Beban APBN dalam Proyek Strategis
Ubedilah mengungkapkan sebuah pola yang kerap terjadi dalam proyek strategis pemerintahan Jokowi. Pola ini diawali dengan klaim bahwa proyek akan dilaksanakan secara business to business (B2B) dan tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, pada praktiknya, klaim ini seringkali berubah di tengah jalan.
Perubahan Drastis dalam Proyek Kereta Cepat Whoosh
Ubedilah mencontohkan proyek Kereta Cepat Whoosh sebagai bukti nyata perubahan kebijakan yang dianggap janggal. Awalnya, proyek kereta cepat ini rencananya akan digarap oleh Jepang. Namun, setelah pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Presiden China, Xi Jinping, proyek ini secara mendadak diambil alih oleh China.
Artikel Terkait
Skandal Solar Murah Rp 2,5 Triliun: Erick Thohir hingga Boy Thohir Disebut, Kejagung Dinilai Tak Serius
Sjafrie vs Dasco: Pengamat Bantah Rumor, Sebut Mereka Dua Pilar Utama Prabowo
Adimas Firdaus Resbob Dilaporkan Viking ke Polda Jabar, Profiling Dimulai
Adimas Firdaus Pemilik Akun Resbob Dituntut Wagub Jabar, Polisi Diminta Tangkap Pelaku Penghina Suku Sunda