GELORA.ME - Keputusan Presiden Prabowo Subianto menggelar konferensi pers bersama para ketua umum partai politik pendukung pemerintah tanpa melibatkan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menuai sorotan tajam.
Koordinator Bolo Gibran, Ismunjoko Leksono, menilai langkah Prabowo tersebut mencerminkan sikap “kacang lupa pada kulitnya”.
Dalam konferensi pers yang digelar di Istana, Prabowo tampil bersama sejumlah ketum parpol besar yang menjadi pilar koalisi pemerintah.
Namun, dua figur penting justru tak terlihat: Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka serta Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep.
Ismunjoko menyebut hal itu sebagai bentuk pengabaian terhadap peran besar keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kemenangan Prabowo pada Pilpres 2024 lalu.
“Kemenangan Prabowo di Pilpres 2024 tidak bisa dilepaskan dari dukungan penuh Presiden ke-7 Jokowi dan keterlibatan langsung Gibran sebagai pasangan calon. Tapi kini, seolah-olah Gibran tidak dihargai. Ini ibarat kacang lupa pada kulitnya,” ujar Ismunjoko, Minggu (31/8/2025).
Peran Jokowi dan Gibran dalam Pilpres 2024
Menurut Ismunjoko, publik tidak bisa melupakan bagaimana Jokowi memberikan dukungan politik dan elektoral yang sangat signifikan bagi kemenangan Prabowo.
Selain itu, keputusan menggandeng Gibran sebagai cawapres muda dinilai menjadi faktor penentu dalam meraup suara generasi milenial dan Gen Z.
“Kalau tanpa dukungan Jokowi dan sosok Gibran, mustahil Prabowo bisa meraih kemenangan telak. Sekarang setelah menang, justru Wapres tidak diajak dalam momen penting seperti konferensi pers bersama ketum parpol. Itu sangat disayangkan,” tegasnya.
Tak hanya Gibran, absennya Kaesang Pangarep sebagai ketua umum PSI juga menjadi sorotan.
Padahal, meski PSI tergolong partai kecil, posisi Kaesang sebagai adik kandung Gibran sekaligus putra bungsu Jokowi membuat kehadirannya memiliki makna politik yang besar.
Artikel Terkait
Bahlil Dilaporkan ke Mabes Polri! Kader Golkar Ungkap Akun Penyebar Fitnah
Bos Sawit Surya Darmadi Ungkap Penyebab Karyawan Kabur Saat Susah
Mendesak Evaluasi Menteri Hukum Supratman: Apa yang Perlu Diketahui Publik?
KPK Diminta Usut Jokowi dan Luhut Soal Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh