SIMAK! 5 Kejanggalan di Balik Hasil Tes DNA Ridwan Kamil dan Lisa Mariana

- Kamis, 21 Agustus 2025 | 01:55 WIB
SIMAK! 5 Kejanggalan di Balik Hasil Tes DNA Ridwan Kamil dan Lisa Mariana




GELORA.ME - Pengumuman hasil tes DNA antara Ridwan Kamil dan Lisa Mariana yang dirilis Bareskrim Polri pada Rabu (20/8/2025), seharusnya menjadi babak akhir dari polemik panjang yang menyita perhatian publik.


Namun, alih-alih memberikan jawaban final, hasil yang menyatakan Ridwan Kamil bukan ayah biologis dari anak Lisa justru melahirkan segudang pertanyaan baru.


Sejumlah kejanggalan, baik dari sisi prosedur maupun narasi yang berkembang, membuat banyak pihak meragukan validitas dan netralitas proses ini.


Bagi anak muda dan milenial yang terbiasa berpikir kritis, drama ini bukan lagi sekadar gosip, melainkan sebuah studi kasus tentang bagaimana isu personal bisa berkelindan dengan kepentingan politik dan penegakan hukum.


Dari reaksi emosional hingga manuver hukum yang tak terduga, berikut adalah lima kejanggalan besar yang menyelimuti rilis hasil tes DNA Ridwan Kamil dan Lisa Mariana.


1. Proses Pengambilan Sampel Terpisah: Minim Pengawasan Bersama?


Kejanggalan pertama yang menjadi sorotan adalah proses pengambilan sampel DNA itu sendiri.


Pada Kamis, 7 Agustus 2025, Ridwan Kamil, Lisa Mariana, dan anaknya memang sama-sama hadir di Bareskrim Polri.


Namun, prosesnya tidak dilakukan dalam satu ruangan yang sama dengan pengawasan silang.


Menurut laporan, Ridwan Kamil menjalani pengambilan sampel di lantai 15 Gedung Bareskrim, sementara Lisa Mariana dan anaknya berada di lantai 16.


Meskipun ini bisa jadi prosedur standar untuk menghindari konflik, ketiadaan pengawasan langsung secara bersamaan dari kedua belah pihak membuka celah keraguan.


Sejak awal, Lisa sudah menyiratkan kekhawatirannya saat datang ke Bareskrim.


Kepada wartawan, ia berujar singkat, "I just hope everything goes smoothly and without any manipulation."


Ketiadaan transparansi di momen krusial ini membuat narasi "manipulasi" yang ia khawatirkan menjadi lebih mudah untuk digaungkan.


2. Misteri Nama "Doris Setiawan" dalam Dokumen Bukti


Inilah plot twist yang paling membingungkan.


Di tengah persidangan gugatan yang dilayangkan Lisa, tim kuasa hukum Ridwan Kamil menemukan sebuah anomali fatal dalam bukti yang diajukan pihak Lisa sendiri.


Dalam salah satu dokumen keterangan lahir, nama ayah dari anak tersebut bukanlah Ridwan Kamil.


Pengacara Ridwan Kamil, Wati Trisnawati, dengan tegas mengungkap temuan ini. 


"Nah ada yang lucu itu, bukti surat yang kedua. Bahwa ada keterangan dari Lisa, dalam keterangan itu bahwa ayah dari anak tersebut adalah RK. Tapi setelah kami baca si bukti itu adalah namanya Doris Setiawan, bukan Ridwan Kamil," tegas Wati di PN Bandung.


Munculnya nama pria lain dalam dokumen resmi yang diajukan penggugat tentu menjadi kejanggalan terbesar yang meruntuhkan konsistensi tuduhan awal.


Hal ini memunculkan pertanyaan: apakah gugatan ini dari awal sudah salah alamat?


3. Absennya Kedua Tokoh Utama Saat Pengumuman Krusial


Untuk sebuah pengumuman yang ditunggu-tunggu se-Indonesia, ada pemandangan yang aneh di Bareskrim Polri.


Baik Ridwan Kamil maupun Lisa Mariana kompak tidak menampakkan batang hidungnya.


Keduanya hanya diwakili oleh tim kuasa hukum masing-masing.


Meskipun alasan profesional menjadi dalih, absennya mereka secara bersamaan memunculkan spekulasi.


Apakah ini strategi untuk menghindari sorotan kamera dan pertanyaan tajam dari media?


Absennya kedua figur sentral ini membuat pengumuman hasil tes DNA terasa antiklimaks dan kurang memiliki bobot personal, seolah hanya menjadi formalitas hukum yang dingin tanpa ada konfrontasi emosional dengan fakta.


4. Reaksi Emosional Lisa Mariana: Menolak Hasil dan Mengalihkan Isu ke KPK


Sesaat setelah hasil tes DNA diumumkan, pihak Lisa Mariana tidak hanya menolak, tetapi juga langsung melancarkan serangan balasan dengan narasi baru.


Lisa, yang dikabarkan menangis sesenggukan, langsung menganggap hasil negatif itu "aneh".


Lebih dari itu, ia secara mengejutkan mengalihkan isu dengan menyinggung pemanggilan dirinya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 


"Tanggal 22 saya dipanggil ke KPK, untuk menjadi saksi. Ini belum final, gue bilangin belum final. Kita bongkar setuntas tuntasnya, jangan biarkan ada kecurangan disini," ujar Lisa.


Langkah ini dilihat banyak pihak sebagai taktik pengalihan isu klasik.


Dengan membawa nama KPK, ia seolah ingin membangun narasi bahwa ada kekuatan besar yang mencoba membungkamnya, sehingga hasil tes DNA yang negatif hanyalah bagian dari konspirasi yang lebih besar.


5. Tes DNA di Tengah Laporan Polisi: Netralitas Dipertanyakan


Penting untuk diingat, tes DNA ini bukanlah inisiatif bersama yang netral.


Tes ini merupakan bagian dari proses penyidikan atas laporan Ridwan Kamil terhadap Lisa Mariana terkait dugaan pencemaran nama baik.


Lembaga yang mengambil sampel (Bareskrim Polri) dan yang menguji (Pusdokkes Polri) adalah institusi penegak hukum yang sedang memproses Lisa sebagai pihak terlapor.


Dari sudut pandang hukum, ini mungkin prosedur yang sah.


Namun, dari kacamata publik dan pihak Lisa, ini bisa dianggap sebagai potensi konflik kepentingan.


Proses yang tidak berlangsung di laboratorium independen yang disepakati kedua belah pihak membuat hasilnya rentan dicap tidak netral, terlepas dari akurasi ilmiahnya.


Pihak kuasa hukum Ridwan Kamil pun menekankan bahwa hasil ini menjadi bukti ilmiah yang sah untuk mengakhiri tuduhan.


Namun, bagi pihak yang skeptis, konteks "penyidikan" yang melatarbelakangi tes ini menjadi kejanggalan fundamental.


Sumber: Suara

Komentar