Selesai diperiksa, Jokowi mengaku mengizinkan ijazahnya disita oleh penyidik Polda Metro Jaya.
Ijazah asli miliknya yang disita adalah ijazah sekolah menengah atas (SMA) dan ijazah sarjana Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Ya, juga sudah dilakukan tadi penyitaan ijazah asli S1 dan SMA oleh penyidik. Iya (dua ijazah saja yang disita)," ucap Jokowi, Rabu.
Eks Wali Kota Solo ini menyebut, dirinya diperiksa bersama sejumlah saksi-saksi lain.
"Tadi juga bersama-sama dengan saksi-saksi lainnya diperiksa, ada 11 (saksi). Plus saya ada 11," imbuhnya.
Bawa Sejumlah Dokumen
Dalam pemeriksaan, pihak Jokowi membawa sejumlah dokumen.
Kuasa hukum Jokowi, Firmanto Laksana, mengatakan Presiden ke-7 RI menjalani pemeriksaan dengan membawa ijazah dari jenjang SD hingga ijazah sarjana Fakultas Kehutanan UGM.
"Antara lain dokumen-dokumen ijazah dari mulai SD, SMP, SMA, dan S1 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada," ucap Firmanto.
Ia juga menyebut, Jokowi tak masalah jika dokumen-dokumennya itu disita sementara untuk kepentingan penegakan hukum.
"Tentu, Bapak secara konsisten dari awal, sudah berkomitmen dan terus menyampaikan bahwa jika memang ijazah tersebut digunakan untuk penegakan hukum oleh penegak-penegak hukum, termasuk di kepolisian dan nanti mungkin akan juga digunakan di pengadilan, (ijazah) akan diserahkan dan tentu mekanismenya sesuai dengan aturan yang ada," ucap Firmanto.
Alasan Diperiksa di Solo
Mengenai pemeriksaan Jokowi di Solo pada Rabu (23/7/2025), kuasa hukum mengungkap kronologi kenapa pemeriksaan di tahap penyidikan oleh Polda Metro Jaya digelar di Mapolresta Solo.
Kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan menjelaskan kliennya telah mendapatkan panggilan pada Kamis (17/7/2025) lalu.
Dikutip dari TribunSolo.com, Yakup menegaskan pihaknya telah secara resmi menyurati Polda Metro Jaya untuk menunda pemeriksaan.
Tetapi, Yakup juga menegaskan penundaan pemeriksaan tersebut bukan karena kliennya sakit melainkan karena telah memiliki agenda yang sudah terjadwal sebelum ada pemanggilan dari Polda Metro Jaya.
"Masih ada yang mencoba memlintir bahwa pak Jokowi kemarin dipanggil kok sakit kemudian tidak hadir. Di sini saya sampai kan dengan tegas bahwa memang Bapak Jokowi sudah dipanggil hari Kamis (17/7/2025) kemarin," ungkap Yakup usai mendampingi Jokowi dalam pemeriksaan yang digelar pada Rabu (23/7/2025) siang.
"Namun kami kami sudah bersurat secara resmi untuk meminta penundaan karena memang Pak Jokowi sudah kegiatan atau agenda yang tidak bisa ditinggalkan," lanjutnya.
Sementara terkait penentuan pemeriksaan terhadap Jokowi digelar di Mapolresta Solo, Yakup juga menjelaskan bukan karena kliennya diberi keistimewaan penyidik.
Yakup menegaskan, pihaknya telah mengajukan kepada pihak penyidik untuk pergantian lokasi pemeriksaan setelah tahu ada sejumlah saksi yang juga diperiksa di Mapolresta Solo.
Kata Kubu Roy Suryo soal Jokowi Diperiksa di Solo
Merespons pemeriksaan Jokowi di Solo, Roy Suryo menilai, apa yang dilakukan Polda Metro Jaya sebuah ironi.
Roy Suryo merupakan terlapor kasus dugaan pencemaran nama baik atas tudingan ijazah palsu Jokowi.
Roy Suryo mengomentari terkait pemeriksaan Jokowi dalam deklarasi bertemakan 'Tolak Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis, Lawan Kezaliman Rezim Jokowi' di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.
"Ada yang penting hari ini, hari ini disadari atau tidak, ini adalah Hari Anak Nasional, 23 Juli. Kepada ibu-ibu yang telah membesarkan kita dari kecil," ungkap Roy Suryo, dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Tapi hari ini ironisnya ada seorang laki-laki, ada seorang bapak, yang lebih cinta anaknya daripada kepada negara Indonesia, siapa itu?" tanya Roy Suryo.
"Jokowi!" jawab para audiens yang hadir di sana.
Roy Suryo lantas menyindir Jokowi bisa hadir ke Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada 19 Juli, namun mangkir dari panggilan Polda Metro Jaya.
"Sekali lagi, dia mangkir di Polda Metro Jaya," ujarnya.
"Lebih ironisnya lagi, justru Polda Metro Jaya yang datang sowan hari ini. Kita berdiri di sini, ini tepat pada saat Polda Metro Jaya sowan kepada dia," sambung mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) 2013-2014 itu.
Sowan adalah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti berkunjung atau datang menghadap seseorang yang dihormati.
Seperti orang tua, guru, kiai, tokoh adat, atau pemimpin, sebagai bentuk penghormatan.
Roy Suryo mempertanyakan Jokowi yang tidak membawa ijazah aslinya ke Polda Metro Jaya.
"Tidak mungkin dia akan bawa ijazah aslinya ke Polda Metro Jaya, mana ijazah aslinya? Tidak pernah ada, ijazah aslinya hanya ditunjukkan saja."
"Dan kita harus teriak, hal yang sangat irrasional, tidak masuk nurul atau tidak masuk akal, 12 orang ini dinaikkan statusnya dengan fotokopi ijazah, sekali lagi hanya fotokopi," ungkapnya,
Roy Suryo mengatakan, Indonesia belum menerapkan equality before the law, atau kesetaraan di hadapan hukum.
"Di tempat bersejarah ini, saya ingin teriakkan semangat harus berani, harus jujur, ada orang yang tidak jujur, ngakunya sakit, tapi masih bisa teriak-teriak di kongres partai, partai yang gambarnya gajah."
"Gajah yang artinya 'gak punya ijazah', sangat ironis. Jadi kita minta equality before the law, mari kita satukan, kita gerak bersama, berani, dan jujur," ungkapnya.
Diketahui, pemeriksaan terhadap Jokowi yang dilakukan di Mapolresta Solo, Jawa Tengah, Rabu (23/7/2025).
Polda Metro Jaya meminjam salah satu ruangan di Polresta Solo untuk melakukan pemeriksaan terhadap Jokowi.
Jokowi sedianya diperiksa di Polda Metro Jaya pada 17 Juli, namun ditunda karena alasan kesehatan.
Kuasa hukum kemudian mengusulkan pemeriksaan dilakukan di Solo dan diterima penyidik.
Proses tersebut, lanjutan pemeriksaan kasus dugaan pencemaran nama baik atas tudingan ijazah palsu yang diadukan Jokowi ke Polda Metro Jaya
Sebelumnya, Jokowi melaporkan dugaan pencemaran nama baik atas tudingan ijazah palsu di Polda Metro Jaya pada 30 April 2025 lalu.
Adapun lima terlapor yang diketahui merupakan Roy Suryo, Rismon Sianipar, Tifauzia Tyassuma, Eggi Sudjana, dan Kurnia Tri Royani
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
KPK Buka Suara Soal Penyidikan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh: Ini Faktanya!
Menkeu Purbaya Bantah Kritik Hasan Nasbi, Sebut Survei LPS Bukti Pemerintah Solid
Menkeu Purbaya Ancam Tangkap Importir Thrifting Ilegal: Saya Tangkap Duluan!
Said Didu Sindir Keras KPU: Sewa Jet Pribadi Rp 90 Miliar Cuma Ditegur, Kalian Waras?!