GELORA.ME - Bambang Surojo menceritakan obrolannya ketika bertemu teman semasa Sekolah Menengah Atas (SMA) yakni Joko Widodo (Jokowi), ketika berada di Polresta Solo, pada Rabu (23/7/2025).
Mantan Presiden RI Jokowi diketahui diperiksa Polda Metro Jaya dalam kasus dugaan pencemaran nama baik atas tudingan ijazah palsu di Polresta Solo, Jawa Tengah.
Selain Jokowi, beberapa teman semasa SMA-nya turut diperiksa dalam kasus ijazah palsu ini. Termasuk Bambang Surojo yang merupakan teman sekolah Jokowi, di SMAN 6 Solo.
Bambang mengatakan, dirinya bersama lima saksi lainnya telah diperiksa kasus dugaan ijazah palsu pada Selasa (22/7/2025), sehari sebelum Jokowi.
Namun, Bambang Surojo menyempatkan diri mendatangi Polresta Solo untuk temannya, Jokowi.
"Sengaja datang mendampingi Jokowi dalam rangka memperkuat apabila ada hal-hal yang diperlukan Pak Jokowi tentang keabsahan ijazah," ucapnya dalam Program On Focus Tribunnews yang tayang di kanal YouTube, Rabu (24/7/2025).
Meski begitu, Jokowi dapat menyelesaikan pemeriksaan yang dilakukan penyidik Polda Metro.
Sehingga, kata Bambang, ia dan rekannya hanya mendampingi Presiden ke-7 RI itu, saja.
"Tapi alhamdulillah, Pak Jokowi sudah bisa menyelesaikan apa yang menjadi pemeriksaan penyidikan Polda Metro. Sehingga kami mendampingi, tapi tidak terlibat, karena sudah (diselesaikan Jokowi)," imbuh Bambang.
Lebih lanjut, Bambang Surojo menceritakan saat dirinya bertemu karib SMA-nya itu.
Dalam obrolan itu, Bambang mengaku, diundang Jokowi untuk berkunjung ke kediamannya di Sumber, Solo.
Tak hanya itu, Bambang mengungkapkan, ada hal yang menarik perhatiannya, yakni soal pertanyaan Jokowi.
Bambang mengatakan, ayahanda Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu, sempat mempertanyakan alasan membelanya.
Sontak, pertanyaan itu, membuat Bambang terheran.
"Inilah yang menjadi misteri bagi kami, bahasa yang terlontar 'bang ngapain kamu susah susah belain saya', itulah Pak Jokowi," ucap Bambang sambil menirukan pertanyaan Jokowi.
"Kami juga heran, dan itu menjadi misteri," kata Bambang lagi.
Lantas, Bambang menjelaskan, dirinya dan rekannya se-SMA akan membela Jokowi yang juga Presiden ke-7 RI itu.
Apalagi nama institusi sekolah yang dicintainya, diusik.
"Kami menjawab 'bagaimana nggak ngebelain Pak Jokowi, karena sekolah kami (adalah) sekolah di mana Pak Jokowi juga sekolah, Bahasa Jawanya itu dietrek-etrek (diusik/diganggu dalam Bahasa Indonesia) sehingga kami ada ketidakrelaan."
"Jadi kami harus membela Pak Jokowi," jawab Bambang.
Bambang Surojo pun menegaskan, dirinya akan membela sang mantan Presiden. Meski sosoknya bukan lagi presiden RI.
"Karena bagi kami tidak diminta membela pun kami akan membela. itu yang saya sampaikan, itu komitmen kami."
"Meski bukan presiden lagi, Bapak adalah sahabat kami," ungkapnya.
Mengetahui hal tersebut, Jokowi disebut langsung terharu.
Bambang Surojo, teman SMA Jokowi juga diperiksa terkait kasus ijazah di Polresta Solo.
Pemeriksaan pada Selasa kemarin, diakui Bambang merupakan kali keduanya. Sebelumnya, ia diperiksa di Mabes Polri.
"Kami diperiksa ini kali yang kedua, pertama di Mabes Polri yang akhirnya dihentikan proses penyidikannya karena ijazah yang dimiliki temen-temen UGM yang dibacakan identik tetapi dipermasalahkan oleh mereka (Kubu Roy Suryo)," katanya.
Baca juga: Penggugat Terkejut Ijazah Jokowi Baru Disita: Selama Ini Polisi Pakai Bukti Apa?
Bambang mengaku, mendapat 95 pertanyaan yang semuanya bisa dijawab.
"Kalau pernyataan standar kepolisian sepertinya, ada 95 pertanyaan, dan alhamdulillah kami bisa menjawab semuanya dari 95 pertanyaan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Bambang mengatakan ijazahnya turut disita untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Jadi semua ijazah kami yang diperiksa disita, termasuk Pak Jokowi pada siang ini (kemarin)," lanjutnya.
Selain Bambang, ada rekan SMA Jokowi lainnya yang diperiksa terkait laporan tudingan ijazah palsu di Solo pada Selasa (22/7/2025).
Ia bernama Sigit Hariyanto.
"Jadi kami berempat semua adalah teman sekolah SMA (Jokowi) pada saat itu sampai lulus," ungkap Sigit, dilansir TribunSolo.com.
Ia mengaku, dipanggil ke Polresta Solo bersama rekan lainnya. Sementara Jokowi diperiksa pada Rabu (23/7/2025).
"Jadi kemarin itu kami bertiga sudah melaksanakan di-BAP (Berita Acara Pemeriksaan) jadi statusnya adalah penyidikan yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya," imbuhnya lagi.
Senada dengan Bambang, Sigit Hariyanto mendapat 95 pertanyaan dari penyidik.
"Jadi isinya pertanyaan ini semuanya berjumlah 95 yang pada intinya pertanyaan-pertanyaan itu seputar pada saat itu kami semua adalah siswa sekolah SMA 6 atau SMPP, sama itu," terangnya.
"Jadi pertanyaan itu apakah saudara mengenal tentang Pak Jokowi, kami tentunya menjawabnya sangat mengenal karena Pak Jokowi adalah teman kami dan lulus bersama-sama beliau. Itu sebagai intinya, kemudian yang lain-lain itu mengenai keberadaan tentang SMA 6. Ya kami karena kami hanya siswa, ya kami hanya sekolah, belajar, menimba ilmu dan sampai selesai atau lulus bersama," imbuh Sigit.
Kata Jokowi Diperiksa di Polresta Solo
Diketahui, proses pemeriksaan kasus ijazah palsu terhadap Jokowi dilakukan di Mapolresta Solo pada Rabu, kemarin.
Selesai diperiksa, Jokowi mengaku mengizinkan ijazahnya disita oleh penyidik Polda Metro Jaya.
Ijazah asli miliknya yang disita adalah ijazah sekolah menengah atas (SMA) dan ijazah sarjana Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Ya, juga sudah dilakukan tadi penyitaan ijazah asli S1 dan SMA oleh penyidik. Iya (dua ijazah saja yang disita)," ucap Jokowi, Rabu.
Eks Wali Kota Solo ini menyebut, dirinya diperiksa bersama sejumlah saksi-saksi lain.
"Tadi juga bersama-sama dengan saksi-saksi lainnya diperiksa, ada 11 (saksi). Plus saya ada 11," imbuhnya.
Bawa Sejumlah Dokumen
Dalam pemeriksaan, pihak Jokowi membawa sejumlah dokumen.
Kuasa hukum Jokowi, Firmanto Laksana, mengatakan Presiden ke-7 RI menjalani pemeriksaan dengan membawa ijazah dari jenjang SD hingga ijazah sarjana Fakultas Kehutanan UGM.
"Antara lain dokumen-dokumen ijazah dari mulai SD, SMP, SMA, dan S1 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada," ucap Firmanto.
Ia juga menyebut, Jokowi tak masalah jika dokumen-dokumennya itu disita sementara untuk kepentingan penegakan hukum.
"Tentu, Bapak secara konsisten dari awal, sudah berkomitmen dan terus menyampaikan bahwa jika memang ijazah tersebut digunakan untuk penegakan hukum oleh penegak-penegak hukum, termasuk di kepolisian dan nanti mungkin akan juga digunakan di pengadilan, (ijazah) akan diserahkan dan tentu mekanismenya sesuai dengan aturan yang ada," ucap Firmanto.
Alasan Diperiksa di Solo
Mengenai pemeriksaan Jokowi di Solo pada Rabu (23/7/2025), kuasa hukum mengungkap kronologi kenapa pemeriksaan di tahap penyidikan oleh Polda Metro Jaya digelar di Mapolresta Solo.
Kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan menjelaskan kliennya telah mendapatkan panggilan pada Kamis (17/7/2025) lalu.
Dikutip dari TribunSolo.com, Yakup menegaskan pihaknya telah secara resmi menyurati Polda Metro Jaya untuk menunda pemeriksaan.
Tetapi, Yakup juga menegaskan penundaan pemeriksaan tersebut bukan karena kliennya sakit melainkan karena telah memiliki agenda yang sudah terjadwal sebelum ada pemanggilan dari Polda Metro Jaya.
"Masih ada yang mencoba memlintir bahwa pak Jokowi kemarin dipanggil kok sakit kemudian tidak hadir. Di sini saya sampai kan dengan tegas bahwa memang Bapak Jokowi sudah dipanggil hari Kamis (17/7/2025) kemarin," ungkap Yakup usai mendampingi Jokowi dalam pemeriksaan yang digelar pada Rabu (23/7/2025) siang.
"Namun kami kami sudah bersurat secara resmi untuk meminta penundaan karena memang Pak Jokowi sudah kegiatan atau agenda yang tidak bisa ditinggalkan," lanjutnya.
Sementara terkait penentuan pemeriksaan terhadap Jokowi digelar di Mapolresta Solo, Yakup juga menjelaskan bukan karena kliennya diberi keistimewaan penyidik.
Yakup menegaskan, pihaknya telah mengajukan kepada pihak penyidik untuk pergantian lokasi pemeriksaan setelah tahu ada sejumlah saksi yang juga diperiksa di Mapolresta Solo.
Kata Kubu Roy Suryo soal Jokowi Diperiksa di Solo
Merespons pemeriksaan Jokowi di Solo, Roy Suryo menilai, apa yang dilakukan Polda Metro Jaya sebuah ironi.
Roy Suryo merupakan terlapor kasus dugaan pencemaran nama baik atas tudingan ijazah palsu Jokowi.
Roy Suryo mengomentari terkait pemeriksaan Jokowi dalam deklarasi bertemakan 'Tolak Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis, Lawan Kezaliman Rezim Jokowi' di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.
"Ada yang penting hari ini, hari ini disadari atau tidak, ini adalah Hari Anak Nasional, 23 Juli. Kepada ibu-ibu yang telah membesarkan kita dari kecil," ungkap Roy Suryo, dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Tapi hari ini ironisnya ada seorang laki-laki, ada seorang bapak, yang lebih cinta anaknya daripada kepada negara Indonesia, siapa itu?" tanya Roy Suryo.
"Jokowi!" jawab para audiens yang hadir di sana.
Roy Suryo lantas menyindir Jokowi bisa hadir ke Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada 19 Juli, namun mangkir dari panggilan Polda Metro Jaya.
"Sekali lagi, dia mangkir di Polda Metro Jaya," ujarnya.
"Lebih ironisnya lagi, justru Polda Metro Jaya yang datang sowan hari ini. Kita berdiri di sini, ini tepat pada saat Polda Metro Jaya sowan kepada dia," sambung mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) 2013-2014 itu.
Sowan adalah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti berkunjung atau datang menghadap seseorang yang dihormati.
Seperti orang tua, guru, kiai, tokoh adat, atau pemimpin, sebagai bentuk penghormatan.
Roy Suryo mempertanyakan Jokowi yang tidak membawa ijazah aslinya ke Polda Metro Jaya.
"Tidak mungkin dia akan bawa ijazah aslinya ke Polda Metro Jaya, mana ijazah aslinya? Tidak pernah ada, ijazah aslinya hanya ditunjukkan saja."
"Dan kita harus teriak, hal yang sangat irrasional, tidak masuk nurul atau tidak masuk akal, 12 orang ini dinaikkan statusnya dengan fotokopi ijazah, sekali lagi hanya fotokopi," ungkapnya,
Roy Suryo mengatakan, Indonesia belum menerapkan equality before the law, atau kesetaraan di hadapan hukum.
"Di tempat bersejarah ini, saya ingin teriakkan semangat harus berani, harus jujur, ada orang yang tidak jujur, ngakunya sakit, tapi masih bisa teriak-teriak di kongres partai, partai yang gambarnya gajah."
"Gajah yang artinya 'gak punya ijazah', sangat ironis. Jadi kita minta equality before the law, mari kita satukan, kita gerak bersama, berani, dan jujur," ungkapnya.
Diketahui, pemeriksaan terhadap Jokowi yang dilakukan di Mapolresta Solo, Jawa Tengah, Rabu (23/7/2025).
Polda Metro Jaya meminjam salah satu ruangan di Polresta Solo untuk melakukan pemeriksaan terhadap Jokowi.
Jokowi sedianya diperiksa di Polda Metro Jaya pada 17 Juli, namun ditunda karena alasan kesehatan.
Kuasa hukum kemudian mengusulkan pemeriksaan dilakukan di Solo dan diterima penyidik.
Proses tersebut, lanjutan pemeriksaan kasus dugaan pencemaran nama baik atas tudingan ijazah palsu yang diadukan Jokowi ke Polda Metro Jaya
Sebelumnya, Jokowi melaporkan dugaan pencemaran nama baik atas tudingan ijazah palsu di Polda Metro Jaya pada 30 April 2025 lalu.
Adapun lima terlapor yang diketahui merupakan Roy Suryo, Rismon Sianipar, Tifauzia Tyassuma, Eggi Sudjana, dan Kurnia Tri Royani
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Hasto Dianggap Merusak Citra Lembaga Penyelenggara Pemilu
Hasto Divonis 3,5 Tahun Penjara di Kasus Suap Harun Masiku
Keranda Hitam Matinya Keadilan Muncul Jelang Sidang Vonis Hasto
Pengadilan Tinggi Jakarta Vonis Zarof Ricar 18 Tahun, Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa