Projo Ungkap Peran Kasmudjo di Skripsi Jokowi, Roy Suryo Skakmat Sampai Ungkit UGM: Makanya Dengerin!

- Senin, 19 Mei 2025 | 16:25 WIB
Projo Ungkap Peran Kasmudjo di Skripsi Jokowi, Roy Suryo Skakmat Sampai Ungkit UGM: Makanya Dengerin!




GELORA.ME - Roy Suryo meragukan soal status Kasmudjo sebagai dosen pembimbing akademik Jokowi.


Menanggapi keraguan Roy Suryo, Waketum Projo, Freddy Alex Damanik memberikan penjelasan.


Ia mengungkapkan peran Kasmudjo dalam skripsi Jokowi.


Freddy memberi contoh bahwa mahasiswa biasanya akan lebih dekat dengan asisten dosen dibanding dosen pembimbingnya.


"Saya juga pernah jadi mahasiswa, yang pernah didampingi oleh asdos," kata Freddy, dikutip dari Kompas TV, Sabtu (17/5/2025).


"Bahkan, dia membimbing kita, bahkan, justru asdos inilah yang paling dekat dengan kita sebagai mahasiswa," imbuhnya.


"Karena dospem asli biasanya memang kita justru jarang ketemu sama orang-orang seperti itu. Apalagi kuliah-kuliah zaman dulu," tutur Freddy lagi.


Namun, Roy Suryo menolak pernyataan Freddy soal peran Kasmudjo di skripsi Jokowi.


Hal itu dikarenakan Freddy bukanlah lulusan S1 UGM.


Menurut Roy Suryo, pernyataan tersebut hanya boleh dijelaskan oleh lulusan asli dari UGM.


Sambil tertawa, Roy Suryo pun mengatakan kalau di UGM, asisten dosen hanya menyiapkan materi untuk dosen.


Ia pun menyangkal pernyataan Freddy dan menanyakan almamaternya.


"Di UGM enggak gitu, mas. Penjelasannya harus diberikan dari lulusan UGM asli," kata Roy Suryo.


"Mas lulusan mana? UGM bukan? Bukan kan?" lanjutnya sambil menunjuk.


Rupanya tanpa diketahui Roy Suryo, Freddy Alex Damanik merupakan lulusan Pascasarjana UGM.


"Iya, saya S2 UGM," jawab Freddy.


Sempat terdiam, Roy Suryo kemudian menanyakan S1 Freddy di mana.


"S2-nya, S1-nya UGM enggak?" cecar Roy Suryo.


"S1 saya dari Universitas Lampung," jawab Freddy.


Mendengar jawaban tersebut, Roy Suryo pun langsung tertawa.


"Ya udah, ini kan yang dipersoalkan S1-nya, S2 lain, kita enggak interaksi langsung," katanya.


Menurut Roy Suryo, pada tahun 2017, Jokowi seolah-olah meyakinkan bahwa Kasmudjo adalah pemimping skripsinya.


"Kemudian narasinya mulai diubah, oh dosen pembimbing akademik."


"Kalau dospem akademik, Pak Kasmudjo itu asdos, itu enggak berhak membimbing," papar Roy Suryo.


Mendengar hal itu, Freddy pun mengatakan kalau asisten dosen boleh membimbing mahasiswa.


"Siapa bilang, masak asisten tidak berhak untuk membimbing?" tanya Freddy.


"Enggak boleh mas, masak asisten dosen tanda tangan? Itu enggak boleh," timpal Roy Suryo.


"Hello! Nah, kalau tanda tangan, hitam di atas putih, dokumen kampus, dokumen fakultas, dokumen skripsi memang tidak ada."


"Memang benar itu, tetapi tugas asisten dosen adalah membimbing mahasiswanya," jawab Freddy lagi.


Mendengar ini, Roy Suryo pun kembali menyinggung soal S1 Freddy yang bukan merupakan lulusan UGM.


"Makanya dengerin. Bukan lulusan UGM ya kayak gini. Ini bukan lulusan UGM ini, jauh," kata Roy Suryo sambil tertawa.


Freddy pun balik bertanya fungsi asisten dosen pada Roy Suryo.


"Terus apa fungsinya asdos?" kata Freddy.


Rupanya pertanyaan ini digunakan Roy Suryo untuk kembali menyerang pribadi Freddy.


"Asdos itu membantu dosen dalam perkuliahan, nyiapin materi buat dosen."


"Aku dulu pernah asdos, mas pernah asdos enggak?" tanya Roy Suryo.


"Saya enggak pernah," jawab Freddy.


Mendengar ini, Roy Suryo pun kembali tertawa dan mengatakan kalau Freddy tak berhak bicara soal asdos.


"Ya sudah, case closed. Enggak pernah asdos kok ngomong asdos," kata Roy Suryo.


"Tapi saya dulu pernah dilayani oleh asisten dosen," jawab Freddy masih ngeyel.


Roy Suryo sendiri merasa kasihan atas nasib Kasmudjo sekarang.


"Salam hormat saya untuk Pak Kasmudjo. Kasihan beliau di usia 75 harus diseret-seret," kata Roy Suryo di Polda Metro Jaya pada Kamis (15/5/2025) lalu.


Roy Suryo sepakat dengan Kasmudjo yang mengatakan bahwa kasus ijazah Jokowi bisa diselesaikan dengan kejujuran.


"Yang saya ambil dari kata-kata Pak Kasmudjo ini kejujuran yang penting. Betul Pak Kasmudjo. Ajarkan kejujuran untuk dia (Jokowi)."


"Karena dia itu orang dia disetting untuk seolah untuk menjadi dosen pembimbing skripsi," papar Roy Suryo.


Diingatkan kembali pada Desember 2017 saat acara reuni alumni UGM, Jokowi menyebut Kasmudjo sebagai dosen pembimbingnya.


Joko Widodo bahkan bercerita soal sikap galak Kasmudjo saat memberi bimbingan skripsi.


Padahal nama dosen pembimbing yang tertulis di skripsi Jokowi adalah Prof Ir Dr Achmad Soemitro.


"Tapi ternyata nama Pak Kasmudjo tidak ada di skripsinya," kata Roy Suryo.


Di sisi lain, Rismon Sianipar menuduh Kasmudjo bersama Jokowi telah melakukan penipuan.


Rismon Sianipar menegaskan bahwa Kasmudjo sudah turut menipu bersama Jokowi.


Tuduhan Rismon Sianipar juga berdasarkan ucapan Jokowi di tahun 2017 silam.


"Bayangkanlah sekarang si Kasmudjo mengaku bukan dosen pembimbing Joko Widodo."


"Padahal saat pertemuan saat Jokowi presiden, mereka berakting tahun 2017."


"Mereka dua ini berakting, jadi jangan kalian lihat si Kasmudjo ini dalam bentuk tua, dia menipu juga lho," kata Rismon dalam tayangan di kanal YouTube Balige Academy.


Menurutnya, Kasmudjo juga turut andil menipu publik karena seolah menjadi pembimbing Jokowi.


"Dia di situ berperan seolah dia jadi pembimbing Joko Widodo padahal dia masih asisten dosen."


"Asisten dosen walaupun sudah PNS itu belum boleh mengajar, apalagi membimbing, mengajar saja tidak boleh," kata Rismon.


Atas kebohongan Kasmudjo, kata Rismon sudah ada beberapa orang yang dijebloskan ke penjara.


"Ini si Kasmudjo ini penipu juga, maka perlu dipenjara juga si Kasmudjo walaupun dalam bentuk tua."


"Kelihatan dia dalam bentuk tua, tapi 2017 dia ikut menipu bersama Joko Widodo."


"Harus dipenjara, satu sel kalau bisa Joko Widodo dan Kasmudjo ini," tegas Rismon.


Sumber: Tribun

Komentar