Suruh Tunjukin Ijazah, Kuasa Hukum Jokowi Minta Megawati Jangan Bikin Gaduh, Mulai Panik?

- Jumat, 16 Mei 2025 | 11:50 WIB
Suruh Tunjukin Ijazah, Kuasa Hukum Jokowi Minta Megawati Jangan Bikin Gaduh, Mulai Panik?


GELORA.ME -
Pengamat soroti soal kepanikan Jokowi setelah disinggung Megawati Soekarnoputri.

Megawati menyinggung hebohnya tuduhan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Jokowi. 

Megawati menyarankan pemilik ijazah untuk menunjukkan ijazahnya agar tak menimbulkan polemik yang berkepanjangan.

Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran buku 'Pengantar Pemahaman Konsepsi Dasar Sekitar Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI)' di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2025).

Mega mengungkit ramainya kasus tuduhan ijazah palsu Jokowi. 

Menurut Mega jika ijazahnya benar, tunjukkan saja ke publik agar tidak menimbulkan polemik yang berkepanjangan.

 "Yo orang banyak kok sekarang gonjang-ganjing urusan ijazah, bener opo nggak?" ujarnya.

"Ya kok susah amat ya, kan kalau di ijazah betul gitu, kasih aja, 'ini ijazah saya' gitu lho," lanjutnya.

Menanggapi penyataan tersebut, kuasa Hukum Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), Rivai Kusumanegara meminta agar Megawati tidak membuat gaduh.

"Persoalan ini tidak sesimpel yang dipahami, namun sudah dipolitisir dan bertujuan menjatuhkan klien kami," kata Rivai kepada wartawan, Kamis (15/5/2025).

Rivai mengatakan pihaknya dan Jokowi sudah menyerahkan proses tersebut kepada penegak hukum. 

Merespon hal ini, pakar neuroscience behavior Dokter Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa, salah seorang yang dilaporkan ke Jokowi ke Polda Metro Jaya terkait tudingan ijazah palsu, mengatakan pernyataan kuasa hukum Jokowi itu bisa jadi menandakan kepanikan Jokowi.

"Panik?' kata Tifa sambil menyematkan pemberitaan soal pernyataan kuasa hukum Jokowi.

Sebelumnya Dokter Tifa meminta Jokowi tidak menjadikan Kasmudjo sebagai tameng.

Dokter Tifa meminta Jokowi membiarkan Kasmudjo menikmati hari tuanya.

Hal itu disampaikan dokter Tifa melalui akun X resmi miliknya, @Dokter Tifa, Kamis.

"Sudahlah Pak Jokowi Biarkan Bapak Kasmudjo, "Dosen Pembimbing" panjenengan yang telah berjasa ini tenang menikmati hari tua, tanpa dipajang sana sini dan dijadikan Minion," kata dokter Tifa.

Sebab kata dokter Tifa, saat ini Kasmudjo juga diseret ke pengadilan akibat selalu dikaitkan dengan tudingan ijazah oleh Jokowi.

"Nah sekarang malah kena diseret Pengadilan pula, ya Allah. Katur Pak Kasmudjo, sampun Pak, jangan maulah kalau ada "Mantan Mahasiswa" sowan semata.karena modus. Saya berpikir, telengas betul menjadikan Dosen sederhana ini sebagai tameng," ujar dokter Tifa.

Dokter Tifa juga pernah menyampaikan rasa kasihannya dengan Kasmudjo yang dijadikan tameng persekongkolan.

"Saya kasihan sekali dengan Pak Kasmudjo ini. Sudah sepuh, sudah pensiun, dijadikan tameng persekongkolan. Disuruh menghapal sebuah cerita," ujar dokter Tifa.

Menurut dokter Tifa, Kasmudjo diminta menghafal bahwa Jokowi di masa kuliah adalah anak pendiam, tapi pinter.

"Bahkan IP nya antara 2,5 sampai 3,5. Sederhana, suka pulang ke Solo naik sepeda....(Padahal yang ngaku mahasiswa bimbingannya bilang sendiri kalau IP kurang dari 2. Terus lahir di RS Brayat Minulyo artinya tidak mungkin mahasiswa melarat pulang Solo naik sepeda, impossible banget!)," cuit dokter Tifa.

"Mungkin beliau ini sambil mengais-ngais ingatan dengan susah payah: "Bocahe jane sing endi yoo???" Artinya, sebenarnya yang diceritakan pak Kasmudjo apakah tentang mahasiswa yang sama atau beda ya....," tanya dokter Tifa.

"Sekarang, Pak Kasmudjo mau disidang. Komisaris engga, disidang iya. Kasihan," katanya.

Seperti diketahui kuasa Hukum Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), Rivai Kusumanegara menanggapi pernyataan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.

Menurut Rivai Jokowi tidak bisa langsung membuka ijazah tersebut, lantaran telah diserahkan ke Bareskrim Polri.

"Untuk itu, agar tidak membuat gaduh maka kami serahkan pada proses hukum dan kemarin juga ijazah aslinya sudah diserahkan pada Bareskrim," ujarnya.

Rivai mengatakan sejak awal pihaknya telah menduga jika permintaan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) agar Jokowi membuka ijazahnya bukan untuk menguji kebenaran. 

Namun, kata dia, mereka berniat untuk memojokkan dan mendiskreditkan.

"Dugaan mana terbukti, di mana UGM melalui Rektor dan Dekannya sudah menunjukan copynya dan menjelaskan jika ijazah tersebut sah. 

Namun yang terjadi mereka mempermasalahkan font (huruf) dan fotonya, sehingga dugaan kami benar adanya," tuturnya.

Sumber: tribunnews

Komentar