GELORA.ME - Kasus Afif Maulana (13) yang diduga tewas dianiaya polisi masih menyimpan misteri. Bahkan, karena kasus itu, Polda Sumbar dapat kritikan keras dari Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso.
Sugeng Teguh Santoso katakan, ada empat poin yang menurutnya masih perlu didalami oleh Polda Sumbar terkait kasus ini.
Pertama, Polda Sumbar disebutnya perlu menjelaskan secara lebih gamblang hasil autopsi terkait kondisi paru-paru korban apakah menunjukkan adanya jasad renik seperti plankton.
Kemudian, hal itu perlu dijelaskan untuk mengetahui apakah Afif sudah dalam kondisi tewas sebelum ditemukan di bawah jembatan Kuranji, Padang, atau tidak.
"Bagaimana hasil autopsi menjelaskan kondisi paru-paru korban? Apakah berisi air yang didalamnya ada jasad renik (plankton)? Bila sedikit atau tidak signifikan, diduga ketika masuk dalam air sudah meninggal." Malam pernikahan pertama di suku liar Pria itu memasang kamera video untuk melihat apa yang dilakukan pacarnya
"Kalau dalam paru-paru dan perut korban terdapat banyak jasad renik, diduga ia (Afif) meninggal karena tenggelam," beber Sugeng Teguh Santoso, Minggu (30/6/2024).
Kedua, Polda Sumbar perlu menjelaskan secara gamblang terkait Afif ditangkap oleh polisi atau tidak saat pengamanan tawuran oleh tim Sabhara Polda Sumbar.
"Ketiga, saksi kunci (A, rekan korban), posisinya apakah dalah tekanan atau tidak ketika menyatakan bahwa anak korban Afif akan loncat ke sungai?" paparnya.
Selanjutnta, ia meminta polisi untuk mendalami terkait kondisi dasar sungai yang menjadi lokasi ditemukannya jasad Afif.
Hal ini perlu didalami untuk menguji apakah tewasnya Afif karena benturan benda keras yang berada di sungai.
Artikel Terkait
Roy Suryo Kritik Gibran: Acara Mancing di Hari Sumpah Pemuda Dinilai Tak Pantas
MKD DPR Tolak Pengunduran Diri Rahayu Saraswati, Dituding Cari Muka ke Prabowo
KPK Diminta Usut Tuntas Kasus Whoosh, Libatkan Mantan Pejakat
Rismon Sianipar Klaim Prabowo Tahu Soal Ijazah Gibran: Fakta dan Perkembangan Terbaru