"Alternatif jalan bukan di jalan tol, tapi pikiran akan cari jalan di gang-gang sempit. Akan cari jalan untuk meloloskan kegelisahan," katanya.
"Kari ini kita bikin analisa dan kita tahu kemampuan akademis kita menunjukkan bahwa Jokowi akan menang 90 persen," sambungnya.
Tapi perubahan politik, lanjut Rocky, tidak didasarkan pada kekuatan analisis, justru dengan pengetahuan itu bisa dibalik programnya.
"Walaupun di desain untuk menang 100 persen, tapi keinginan perubahan tidak mungkin dicegah oleh hasil statistik, itu dasarnya. Karena itu kita di sini semuanya adalah volunteer, volunteer artinya berkehendak kuat untuk melakukan perubahan."
Rocky berpendapat, bahwa para pakar menyatakan rezim Jokowi akan menang, tetapi kehendak rakyat harus bisa menghentikan pesimisme itu.
"Jadi kalau ditanya apakah anda pesimis atau optimis? Masalahnya bukan pesimis atau optimis, punya determinasi apa tidak? Jadi kalau ditanya Anda pesimis nggak peduli. Kami punya determinasi," tegasnya.
Ia menyerukan, agar rakyat dapat menunggangi kegelisahan itu demi perubahan.
"Kemampuan rezim untuk menyulap kegelisahan itu menjadi semacam pembenaran terhadap aktivitas untuk menghalangi pikiran, itu yang memungkinkan kita makin lama makin kuat," tegasnya.
Sumber: viva
Artikel Terkait
Rekam Jejak Hukum Ahmad Ali PSI: Strategi Bertahan Hidup atau Oportunisme Politik?
Polda Metro Bantah Klaim MAF: Bukan Anak Propam, Mobil Bukan Sitaan
Syahganda Bongkar Konsekuensi Jokowi Dijuluki Politisi Jalanan di Forum Bloomberg
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Global Bloomberg, Siap Pidato Bahasa Inggris