“Mengapa keputusan dengan masalah etik, dimana etik menjadi landasan dari hukum masih dijadikan rujukan di dalam kita bernegara. Mengapa hukum tampak menyilaukan hingga menyakitkan mata sehingga kita rakyat sulit sekali memahami cahayanya,” sesalnya.
Sebagai bagian dari warga negara, Ganjar mengaku gelisah melihat kondisi demokrasi dan keadilan di Tanah Air yang kini sedang terancam.
Namun, dia masih menghormati MKMK telah membuktikan bahwa sebagai lembaga tertinggi konstitusi republik ini masih menjunjung tinggi ruh dari demokrasi Indonesia.
Lebih lanjut, Ganjar berharap masa depan Indonesia dapat dibangun dengan fondasi yang berdasar nilai-nilai luhur bangsa tanpa tendensi apapun yang mencederai demokrasi dan keadilan.
Dia menegaskan bahwa generasi saat ini memiliki tanggung jawab sejarah untuk memastikan Indonesia tetap berjalan ke arah yang benar.
"Kita akan memastikan sejarah yang terang memastikan demokrasi dan keadilan sampai selamanya. Diam bukan sebuah pilihan, mimpi yang diimpikan sendirian hanya akan menjadi mimpi. Mimpi yang diinginkan bersama adalah kenyataan," tutup Ganjar.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
KPK Ungkap Aliran Dana Non-Bujeter BJB ke Ridwan Kamil: Fakta & Perkembangan Kasus
Adimas Resbob Ditahan, Ancaman Hukuman 10 Tahun Penjara untuk Ujaran Kebencian Suku Sunda
Nadiem Copot 2 Pejabat Penolak Proyek Chromebook: Fakta Korupsi Rp2,1 Triliun
KPK Geledah 3 Lokasi & Amankan Dokumen Kasus Suap Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya