Bukan hanya itu, Fahri juga menilai tokoh-tokoh di balik Koalisi Perubahan juga samar. "Sekarang kalau disebut perubahan, tidak berani juga bilang perubahan," ungkap Fahri.
"Apalagi ada fakta Pak Jokowi ternyata populer dan approval rate-nya tinggi, akhirnya kemudian nggak berani juga (bilang perubahan). Jadi apa ini semua?" imbuhnya.
Namun Fahri juga mengaitkan masalah ini dengan perkara presidential threshold, di mana koalisi dibentuk dengan kalkulasi soal mendapatkan tiket maju di Pilpres 2024.
"Karena koalisi tidak dibentuk untuk menyusun pemerintah dan koalisi itu hanya karena menghitung jumlah tiket bukan gagasannya, terjadilah kebingungan tentang merekrut orang," terang Fahri.
"Orang sudah melihat betapa mesranya Anies dengan AHY, tiba-tiba dalam hitungan hari berubah, langsung masuk pelaminan," imbuhnya merujuk pada Anies yang kini menggandeng Cak Imin.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Purbaya Yudhi Sadewa: Analisis Kinerja Menkeu dan Peringatan Hensat Soal Harapan Kaya Raya
Sidak Aqua Subang: Fakta Mengejutkan Sumber Air & Kritik Pedas soal Gagalnya Negara
Kader PSI Sebut Mahfud MD Sengkuni, Ini Alasan Kontroversial di Balik Kritik Proyek Jokowi
Bobby Nasution Didesak KPK: Kapan Diperiksa Soal Kasus Jalan Tapanuli?