Tayangan yang menjadi sorotan itu menampilkan Ganjar Pranowo, bakal calon presiden dari PDIP, saat adegan salat berjamaah. Dalam tayangan tersebut, Ganjar mengenakan kemeja putih, peci hitam, dan sarung batik, sambil mempersilakan jemaah untuk masuk masjid.
Tayangan ini menjadi perbincangan hangat di media sosial dengan banyak warganet yang berpendapat bahwa ini adalah bentuk dari politik identitas. Namun, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga menegaskan bahwa tidak ada unsur politik identitas dalam tayangan tersebut.
"Kalau politik identitas itu kan politik yang tidak mencerdaskan kehidupan bangsa, politik yang miskin prestasi," kata Hasto.
Kontroversi ini membuka ruang diskusi tentang sejauh mana eksposur publik dari tokoh politik dalam konteks keagamaan bisa dianggap sebagai sebuah bentuk dari politik identitas. Selain itu, ia juga menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana media dan publik sebaiknya mempersepsikan dan menilai tindakan seperti ini dalam ranah publik dan politik.
Sumber: inilah.
Artikel Terkait
Polemik Utang Kereta Cepat Whoosh: Puan Maharani Tegaskan DPR dan Pemerintah Akan Bahas Tuntas
Nasib Gubernur Riau Abdul Wahid Usai OTT KPK 2025: Uang Rp1 Miliar Disita
Luhut Disebut Dewa Penyelesai Proyek Kereta Cepat Whoosh, Ini Faktanya
OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Fakta, Respons UAS, dan Kronologi Terbaru