- PT Bank Jago Tbk (ARTO)
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
- PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
- PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA)
- PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
Bobot Saham dalam Indeks LQ45
Dari kelima saham baru, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) tercatat memiliki bobot terbesar terhadap indeks LQ45, yaitu sebesar 8,04%. Kehadiran PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menandai kembalinya emiten batubara ini ke jajaran saham paling likuid setelah absen beberapa tahun, dengan bobot 0,73%. Sementara itu, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) yang bergerak di sektor nikel dan hilirisasi baterai, melakukan debut pertamanya di LQ45 dengan bobot 0,43%.
Pemimpin Pasar Tetap Dominan
Dalam perhitungan bobot terbaru, dua saham bank besar masih mempertahankan dominasinya. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memegang bobot maksimum 15%, meningkat dari sebelumnya 14,16%. Di posisi kedua, bobot PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengalami penyesuaian tipis menjadi 13,52% dari sebelumnya 14,41%.
Saham-saham blue chip lainnya seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) juga mengalami penyesuaian bobot, yang kini berada di kisaran 5% hingga 8%.
Perubahan konstituen dan penyesuaian bobot indeks LQ45 ini resmi berlaku efektif mulai 3 November 2025 hingga 30 Januari 2026.
Artikel Terkait
Saham REAL (Repower Asia Indonesia) Melonjak 22%: Siapa Pemilik dan Rahasia Strategi Barunya?
BRMS & BREN Siap Melesat? Analisis Peluang Masuk MSCI November 2025
Guncangan Besar! Saham Konglomerat Anjlok Imbas Rencana Perubahan Metodologi MSCI
Analisis IHSG Hari Ini, 28 Oktober 2025: Volatilitas Tinggi & Sektor yang Bertahan di Tengah Pelemahan