Sebuah video yang memperlihatkan momen mengharukan ketika seorang anak rela
    menggendong sang ibu saat melaksanakan tawaf di sekitar ka'bah, Mekkah viral
    di media sosial.
  
  
    Video viral yang dibagikan oleh akun TikTok @duniapunyacerita_ itu
    menunjukkan seorang pria yang memakai baju serba putih itu menggendong sang
    ibun yang terlihat telah berumur saat tawaf mengelilingi ka.
  
  
    Meskipun tampak kesulitan dan kelelahan pria yang juga sudah tak muda itu
    tetap semangat menggendong sang ibu di pundaknya. 
  
  
    Bahkan hal tersebut membuat seorang jamaah pria dari luar negeri menepuk
    pundaknya dan mendoakannya seolah kagum dengan sikapnya itu.
  
  
    Melihat video tersebut, warganet pun banyak memberikan pujiannya kepada pria
    yang menggendong ibundanya saat tawaf mengelilingi kabah itu.
  
  @duniapunyacerita_ Pria asal Indonesia menggendong ibunya saat tawaf di sekitar ka'bah di Makkah, momen ini menuai pujian dari netizen karena menunjukan bakti dan cinta kasih seorang anak ke pada orangtua. 🎬/ojinvinito77
♬ suara asli - Dunia Punya Cerita
a"dia tau ad kursi roda.. tp dia berpikir kapan lg berbakti kepd orangtua,"
    kata akun @Fi***ah mengomentari unggahan tersebut.
  
    "saya menyebutnya tampan dan pemberani," timpal @s*** tampak memuji pria
    dalam video viral itu.
  
  
    "(emoji nangis 3x) KLO tentang orang tua kenapa air mata langsung turun,"
    imbuh @As***el terharu usai menyaksikan video tersebut.
  
  
    "Uwais Al qarni jaman sekarang (emoji senyum)," tulis @Ci***12 mengingat
    kisah Uwais Al Qarni di zaman Nabi Muhammad SAW. "jadi keingat uwais,"
    ungkap @FA***KI ikut berkomentar.
  
  
    Baca Juga: Turis Rusia Nekat! Aksi Gila Naik Kereta Batu Bara Babaranjang
    Viral!
  
  Siapa Uwais Al-Qarni?
  
    Diketahui, Uwais al-Qarni adalah seorang tabi'in yang hidup pada zaman
    Muhammad tapi tidak sempat bertemu Nabi. Berasal dari penduduk Qarn, Bareq,
    Asir, wilayah Arab Saudi (sekarang) dekat perbatasan di Yaman. 
  
  
    Uwais al-Qarni sangat rindu kepada Muhammad, tetapi lebih memilih untuk
    berbakti kepada ibunya yang lumpuh.
  
  
    Uwais Al-Qarni sangat dihormati karena sejarah kesalehannya, khususnya
    kesalehan dalam berbakti yang legendaris, yang mendorong komunitas Muslim di
    era selanjutnya mengungkapkan penghormatan mereka dalam berbagai cara karena
    Nabi Muhammad telah memberikan kabar gembira tentang perilaku moral dan
    etikanya sebagai mu'min.
  
  
    Dianugerahi gelar "Khayr al-Tabi'in" atau Tabi'in terbaik oleh Muhammad
    sendiri dalam rangkaian riwayat hadis yang dicatat oleh Shahih Muslim dan
    Kitab al-Wafi bi'l-Wafayat dari Safadi.
  
  
    Kerendahan hatinya karena tidak mencari ketenaran dan kesalehannya dalam
    sejarah mendorong penyair Arab untuk menganugerahkannya sebagai "Majhul an
    fi al Ardh, Ma'rufin fi as-Samaa" yang diterjemahkan sebagai "tidak dikenal
    di bumi (di antara manusia), tetapi terkenal dan diakui di dunia langit
    (demi Allah dan Malaikat-Nya)".
  
  
    Penilaiannya sebagai Tabi'in terbaik datang dari an-Nawawi dalam bukunya,
    Al-Minhaj bi Sharh Shahih Muslim, di bagian komentar hadis berasal dari Umar
    bin Khattab yang dicatat oleh Muslim bin al-Hajjaj yang menyebutkan nubuat
    dari Muhammad yang memuji Uwais, meskipun tidak pernah melihatnya.
  
  
    Sementara ad-Dhahabi memuji Uwais sebagai “Sang suri teladan, pemimpin
    Tabi'un pada masanya”. Hakim an-Naisaburi memberikan komentar singkat dalam
    bukunya, bahwa Uwais adalah "rahib umat".
  
  
    Kebajikan lain yang dipujikan pada Uwais adalah hadis lemah dari 'Abdullah
    ibn Abi'l-Jad'a' tentang keutamaan syafaat dari Uwais saja lebih baik
    daripada seluruh Bani Tamim, yang dikomentari oleh Hasan al-Bashri bahwa
    hadis itu secara khusus berisi pujian untuk Uwais. 
  
  
    Dalam warisan arsitektur, ada masjid yang dinamai Uwais di Mosul, Irak,
    tetapi dihancurkan pada tahun 2014.
  
  
    Di zaman modern, Muhammad Hassan Haniff menegaskan kasus Uwais merawat
    ibunya sendirian dan tidak hijrah ke Madinah sebagai kasus penyangkalan
    ideologi ekstremis ISIS, menunjukkan perilaku Uwais yang tidak segera
    bermigrasi ke wilayah kekhalifahan dan tidak segera berjihad selama
    tahun-tahun pertama Islam karena ia mengutamakan ibunya yang sudah lanjut
    usia, yang disetujui oleh Muhammad dan para sahabat, sebagai sanggahan bahwa
    ideologi ISIS cacat menurut ajaran Islam.
  
  
    Sumber:
    suara
  
  
    Foto: Tangkapan layar video viral pria menggendong ibu saat tawaf
    mengelilingi Kabah. [TikTok @duniapunyacerita_]
  
   
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
3 Tersangka Penipuan Trading Kripto Rugikan Korban Rp 3 Miliar, Ini Modusnya
Kuota Perempuan di DPR Meningkat: Dukung 30% Keterwakilan Perempuan di Parlemen
Downton Abbey: The Grand Finale Raih USD 104 Juta di Box Office Global, Buktikan Daya Tarik Abadi Waralaba
Wukirtech Aplikasi Pariwisata Raih Medali Emas FIKSI 2025, Karya Siswa MAN 3 Bantul