Rasio elektrifikasi nasional Indonesia telah mencapai angka yang sangat tinggi, yaitu 99,83%. Pencapaian ini menandakan komitmen kuat pemerintah dalam memperluas akses listrik hingga ke seluruh pelosok negeri.
Menurut Ali Ahmudi, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Ketahanan Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (Puskep UI), angka ini menunjukkan bahwa hampir seluruh rakyat Indonesia telah menikmati listrik. Hal ini termasuk daerah-daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) seperti Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan perbatasan Kalimantan.
Keberhasilan peningkatan rasio elektrifikasi ini didorong oleh penerapan berbagai teknologi terbarukan. Beberapa skema yang berperan penting antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hibrida dan sistem mikrogrid di pulau-pulau kecil yang belum terhubung dengan jaringan listrik utama. Langkah ini dinilai sebagai kemajuan penting yang perlu terus dikembangkan untuk hasil yang lebih optimal.
Keberhasilan elektrifikasi di wilayah 3T menjadi tonggak penting dalam mewujudkan keadilan energi. Akses listrik membuka peluang untuk peningkatan kualitas pendidikan, layanan kesehatan, dan mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi di daerah yang sebelumnya tertinggal.
Selain itu, pemerataan listrik di seluruh wilayah Indonesia juga memperkuat ketahanan energi nasional. Hal ini dapat mengurangi ketimpangan antarwilayah, mendorong produktivitas lokal, serta memperluas basis pengguna energi dalam negeri.
Artikel Terkait
Impor Baju Bekas Ilegal? Siap-Siap Kena Denda, Penjara, & Dilarang Impor Seumur Hidup!
DRMA (Dharma Polimetal) Akuisisi 82% Saham Mah Sing Indonesia, Saham Melonjak 8%
INET Akuisisi 53.57% Saham PADA: Ini Dampaknya Bagi Investor dan Pasar
Stimulus Bantuan Tunai 2025 Pacu Saham CMRY dan AMRT, CGS Rekomendasikan Add