Di bursa komoditas Dalian, kontrak minyak kedelai paling aktif melemah 0,51 persen, sementara kontrak minyak sawitnya turun lebih dalam sebesar 1,3 persen. Sementara itu, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) justru naik 0,38 persen. Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati pesaingnya karena bersaing dalam pangsa pasar global.
Konsumsi Biodiesel Indonesia Meningkat
Di tengah tren penurunan harga CPO, pemerintah Indonesia melaporkan konsumsi biodiesel dari Januari hingga September mencapai 10,57 juta kiloliter. Angka ini menunjukkan peningkatan hampir 10 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 9,61 juta kiloliter.
Dampak Harga Minyak Mentah terhadap CPO
Harga minyak mentah naik 3 persen pada hari yang sama, melanjutkan kenaikan dari sesi sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh pembeli India yang mulai meninjau kembali impor minyak Rusia menyusul sanksi Amerika Serikat terhadap pemasok utama Rosneft dan Lukoil. Kenaikan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi bahan baku biodiesel yang lebih menarik.
Pengaruh Nilai Tukar Ringgit
Nilai ringgit Malaysia—mata uang perdagangan utama minyak sawit—menguat tipis 0,02 persen terhadap dolar AS. Penguatan ringgit ini membuat komoditas CPO menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang asing, yang turut mempengaruhi permintaan global.
Artikel Terkait
Restrukturisasi Utang WIKA Berhasil! Obligasi Diperpanjang, Sukuk Masih Dibahas
Saham HMSP (Sampoerna) Beli Patriot Bond Danantara Rp500 Miliar: Tanda Ekspansi atau Likuiditas Berlebih?
BEI, MNC Sekuritas, dan IAIN Kendari Sukses Pecahkan Dua Rekor MURI dalam Kolaborasi Bersejarah
Elon Musks Saham TSLA: Sejarah IPO dan Analisis Potensinya di NASDAQ