GELORA.ME - - Sebuah video yang memperlihatkan ratusan santri bergotong-royong mengecor bangunan pondok pesantren menjadi viral di media sosial.
Pemandangan para santri yang membentuk barisan panjang untuk mengoper adukan semen ini terjadi di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, salah satu pesantren tertua dan terbesar di Indonesia.
Fenomena ini sontak menjadi sorotan dan menuai beragam komentar, terutama karena terjadi tak lama setelah musibah runtuhnya bangunan di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.
Menanggapi hal ini, pengasuh Ponpes Lirboyo, KH Oing Abdul Muid (Gus Muid), memberikan penjelasan.
Bukan Paksaan, tapi Tradisi 'Amal Jariyah'
Gus Muid dengan tegas menyatakan bahwa keterlibatan ratusan santri dalam proses pembangunan tersebut bukanlah sebuah paksaan.
Menurutnya, ini adalah murni inisiatif para santri sendiri yang ingin ikut andil dan menganggapnya sebagai bentuk amal jariyah.
“Kita tidak ada arahan kepada para santri. Mereka sendiri yang mau membantu pembangunan gedung ini, ya itu dianggap amal jariyah dan bisa dapat pahala,” kata Gus Muid.
Ia juga meluruskan bahwa para santri hanya membantu pada momen-momen tertentu seperti pengecoran massal. Pekerjaan teknis sehari-hari tetap dilakukan oleh tukang bangunan profesional.
Tradisi Sejak Zaman Pendiri Pesantren
Lebih jauh, Gus Muid menjelaskan bahwa tradisi "santri membangun" ini sudah mengakar kuat dan berlangsung sejak Ponpes Lirboyo didirikan pada tahun 1910.
“Dulu pendiri Lirboyo, Kiai Abdul Karim, tidak pernah berencana membangun tempat tinggal santri.
Ketika ada yang ingin mondok, beliau menjawab ‘sampeyan (kamu) bikin sendiri’. Jadi sejak dulu, kamar santri ya dibuat oleh santri sendiri,” ungkapnya.
Kearifan Lokal di Dunia Pesantren
Viralnya video para santri Lirboyo ini membuka wawasan publik mengenai tradisi dan kearifan lokal yang hidup di dunia pesantren.
Di saat banyak pihak khawatir akan aspek keselamatan, pihak pesantren justru melihatnya sebagai bagian dari pendidikan karakter, gotong royong, dan pengabdian (khidmah).
Pemandangan ini menjadi kontras yang menarik: di satu sisi ada kekhawatiran modern tentang standar konstruksi, namun di sisi lain ada tradisi berusia lebih dari seabad yang mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan kepemilikan.
Sumber: jawapos
Artikel Terkait
Medan Mencekam, Ormas PP Bentrok dengan IPK: Polisi Turun Tangan
Prajurit Marinir Gugur Usai Gagal Mendarat saat Terjun Payung di Teluk Jakarta
Basarnas Kaget Temukan Body Part di Reruntuhan Ponpes Sidoarjo, Bantah akibat Alat Berat
121 Korban Musala Ambruk Ponpes Al Khoziny Dievakuasi, 104 Selamat 17 Tewas