GELORA.ME - Isu adanya penganiayaan terhadap Iko Juliant Junior, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) dibantah oleh Polda Jawa Tengah.
Dari versi polisi, Iko meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Veteran, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (31/8) dini hari.
Pernyataan itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Artanto.
"Penyelidikan oleh Satuan Lalu Lintas Polrestabes Semarang tentang adanya peristiwa kecelakaan lalu lintas di Jalan Veteran pada 31 Agustus dini hari," bebernya dikutip dari Antara, Selasa.
Dari hasil penyelidikan, kata dia, korban yang berboncengan sepeda motor dengan rekannya melaju dari arah Barat ke Timur sekitar pukul 03.05 WIB.
"Sepeda motor korban ditabrak oleh sepeda motor lain yang melaju dengan kecepatan tinggi," katanya.
Para korban dalam kecelakaan tersebut, kata dia, kemudian ditolong oleh personel Brimob yang sedang berjaga untuk kemudian dilarikan ke RS dr. Kariadi Semarang.
Ia menyebut kepolisian sudah mengambil langkah penyelidikan untuk mengungkap perkara tersebut.
Ia mempersilakan kepada keluarga untuk melapor jika memang dinilai terdapat kejanggalan dalam peristiwa tersebut.
Kejanggalan Versi Alumni Unnes
Kematian Iko Juliant Junior, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) masih menimbulkan tanda tanya.
Pasalnya, korban sempat mengigau agar tidak dipukuli sebelum dilaporkan meninggal dunia pada Minggu (31/8/2025) lalu.
Adanya kejanggalan itu, Pusat Bantuan Hukum Ikatan Alumni Fakultas Hukum Unnes turun tangan untuk melakukan investigasi terkait meninggalnya Iko.
Diketahui, sebelum meninggal dunia, Iko sempat mengikuti alsi demonstrasi di Semarang pada Sabtu (30/8) lalu.
Advokat Pusat Bantuan Hukum (PBH) Ikatan Alumni FH Unnes Nauval Sebastian menyebutkan jika pihak keluarga sempat mendapat kabar jika Iko meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
"Dari informasi yang diterima keluarga, almarhum meninggal akibat kecelakaan," ujarnya dikutip dari Antara, Selasa.
Mengigau Takut Dipukuli
Namun, lanjut Nauval, terdapat banyak kejanggalan atas informasi kematian tersebut.
Kejanggalan tersebut, antara lain kondisi bagian wajah korban yang mengalami lebam diduga bukan akibat kecelakaan.
Bahkan, saat menjalani perawatan di rumah sakit, Iko dilaporkan mengigau dengan mengatakan tidak ingin dipukuli.
"Selain itu, korban dilaporkan sempat mengigau dan bilang 'jangan dipukuli' saat dirawat di rumah sakit," bebernya.
Nauval menuturkan kronologis kejadian diawali saat korban berangkat dari rumahnya di wilayah Ngaliyan, Kota Semarang, hingga dilaporkan meninggal dunia.
Korban pamit untuk pergi mengikuti aksi pada Sabtu (30/8) siang, dengan membawa jaket almamater.
Ia belum mendapat informasi lokasi korban mengikuti demonstrasi.
Almarhum sempat pulang ke rumah pada Sabtu (30/8) malam dan pamit pergi lagi untuk membantu membebaskan sejumlah mahasiswa yang masih ditahan polisi.
Setelah kepergian itu, kata Nauval, keluarga sudah tidak memperoleh kabar dari almarhum hingga dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit usai menjalani operasi.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Misteri Kematian Satu Keluarga di Indramayu, Korban Diketahui Sempat Beli Ayam Bakar untuk Tamu
Syahdan Husein Admin Gejayan Memanggil Dikabarkan Ditangkap Polisi, Ada Apa?
Hati-Hati! Ini Yang Terjadi Jika Diberlakukan Darurat Militer di Indonesia
Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah