Muhibbudin menjelaskan bahwa kompatibilitas BBM E10 ini sudah diterapkan oleh Honda sejak beralih dari sistem karburator ke sistem injeksi. Peralihan teknologi ini dilakukan untuk memenuhi regulasi emisi yang mewajibkan kendaraan menghasilkan emisi rendah.
"Saya lupa pastinya (sejak kapan), tapi sudah lama. Sejak kami beralih ke sistem injeksi itu sudah. Saya lupa dari tahun berapa, tapi ini sudah lama (kompatibel)," jelasnya.
Lalu, Bagaimana dengan Motor Honda Lawas atau Berkarburator?
Untuk sepeda motor Honda lawas yang masih menggunakan sistem karburator, Muhibbudin menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Pemeriksaan diperlukan untuk memastikan dan menyesuaikan kondisi kendaraan dengan penggunaan BBM berkadar etanol tinggi.
"Kalau yang karburator, itu harus dicek lagi, secara hasil lab seperti apa. Tapi sekarang kita sudah tidak memasarkan motor karburator. Semua produk baru sudah injeksi," pungkasnya.
Dengan pernyataan resmi dari AHM ini, pemilik sepeda motor Honda generasi injeksi tidak perlu khawatir dengan kehadiran BBM E10. Sementara bagi pemilik motor Honda karburator, disarankan untuk memeriksakan kendaraannya ke bengkel resmi untuk memastikan kesiapan mesin.
Artikel Terkait
Mobil Nasional i2C: SUV Listrik Indonesia Harga di Bawah 300 Juta?
Insentif PPnBM DTP 3% Dongkrak Penjualan Mobil Hybrid, Tembus 2.000 Unit/Bulan
Jas Hujan Setelan vs Ponco: Mana yang Lebih Aman & Anti Kecelakaan?
5 Mobil Listrik Terlaris 2025 di Indonesia, Brand China Kuasai Pasar