Perselisihan semakin memanas terkait masa depan Alberto Costa. Tudor ingin mempertahankan pemain yang tampil gemilang di Piala Dunia Antarklub tersebut. Sayangnya, manajemen memutuskan untuk menukarnya dengan Joao Mario, yang sejauh ini hanya bermain 330 menit sejak bergabung.
2. Penunjukan Direktur Kinerja Baru
Ketegangan semakin meningkat ketika klub menunjuk Darren Burgess sebagai Direktur Kinerja baru pada bulan September. Burgess tidak hanya membawa perubahan dalam struktur organisasi, tetapi juga ikut campur dalam urusan taktik. Ia menyarankan Tudor untuk beralih ke formasi empat bek, sebuah sistem yang tidak disukai oleh pelatih asal Kroasia itu.
3. Masalah Komunikasi dan Sikap Terhadap Wasit
Manajemen Juventus juga menyoroti gaya komunikasi Igor Tudor yang kerap menimbulkan kontroversi. Pelatih sering kali memprotes keputusan wasit secara terbuka, dimulai setelah hasil imbang 1-1 melawan Hellas Verona. Tudor menyebut keputusan wasit dalam pertandingan tersebut sebagai "memalukan".
Kebiasaan protes ini berlanjut dalam beberapa minggu berikutnya, termasuk kritik terhadap jadwal pertandingan. Bahkan, sebelum laga Liga Champions melawan Real Madrid, Giorgio Chiellini, Comolli, dan François Modesto terlihat hadir di barisan depan ruang pers Estadio Bernabeu, menandakan ketidaknyamanan manajemen dengan sikap pelatih.
Babak Baru Juventus
Kombinasi dari performa buruk, konflik internal, dan masalah komunikasi akhirnya memaksa Juventus untuk berpisah dengan Igor Tudor. Klub kini bersiap memasuki era baru dengan mencari pelatih ketiga mereka dalam kurun waktu hanya tujuh bulan terakhir, sebuah tanda ketidakstabilan yang perlu segera diatasi.
Artikel Terkait
Timnas Indonesia U-22 Tampil di FIFA Matchday, Siap Hadapi SEA Games 2025 dengan Skuat Andalan
Jonatan Christie Bangga, Alwi Farhan & Zaki Ubaidillah Jadi Ancaman Baru Tunggal Putra Dunia
Alex Rins Frustasi di Yamaha: Penyebab dan Harapan di MotoGP Portugal 2025
Joan Mir Ungkap Momen Bangga Salip Ducati di Trek Lurus: Kebangkitan Honda di MotoGP 2025 Dimulai?