Klaim ini menjadi semakin relevan mengingat hubungan antara Jokowi dan PDIP tampak semakin renggang pasca-Jokowi lengser dari kursi presiden. Berbagai pernyataan dari elite partai dan sikap politik PDIP kerap dibaca publik sebagai kritik bahkan penegasan jarak terhadap mantan presiden tersebut.
Masa Depan Politik Keluarga Jokowi
Dalam konteks ketegangan ini, Ali menyebut tidak mengherankan jika Jokowi kini memikirkan masa depan politik putra-putranya. Pengalaman selama berada di PDIP disebut membuat Jokowi sadar bahwa dukungan politik tidak selalu linier dengan dedikasi atau kontribusi.
"Apakah salah kalau kemudian beliau juga memikirkan putra-putranya? Yang sedangkan beliau sendiri ketika menjabat jadi presiden tidak pernah dihargai. Dikuyuh-kuyuh di sana," kata Ali dengan nada tegas.
Komitmen PSI Berdiri di Sisi Jokowi
Ali menegaskan komitmen PSI untuk tidak hanya menikmati popularitas Jokowi, tetapi juga menjadi partai yang berdiri di barisan depan ketika mantan presiden tersebut diserang. "Jangan hanya mau memanfaatkan Pak Jokowi sebagai patron politik kita, tapi kemudian ketika orang menghina dia, menghajar dia, terus kita semua diam," tegasnya.
Pergeseran Poros Politik Indonesia Pasca-Jokowi
Situasi ini menambah kompleksitas peta politik Indonesia setelah pergantian pemerintahan. Dengan PSI yang menegaskan kedekatannya dengan Jokowi dan PDIP yang mempertegas jaraknya, publik menyaksikan realignment atau pergeseran poros politik baru yang kemungkinan akan membentuk dinamika politik Indonesia lima tahun ke depan.
Relasi Jokowi dan PDIP diprediksi akan terus menjadi salah satu isu utama politik Indonesia, terutama menjelang kontestasi politik berikutnya. Yang kini jelas adalah setelah satu dekade berkuasa, Jokowi menghadapi babak politik baru yang penuh tantangan, dan PSI ingin menjadi pihak yang berdiri di sisinya.
Artikel Terkait
Realisasi Utang Indonesia 2025: Data Resmi dan Sumber Terpercaya
Polisi Tangkap 4 Pelaku Pembakaran Rumah Hakim PN Medan, Motif Sakit Hati
John Micklethwait Bloomberg Sebut Joko Widodo Jadi Joko Wikodo, Ini Faktanya
Kritik Sri Radjasa: Komisi Reformasi Polri Dinilai Setengah Hati, Diisi Mantan Petinggi yang Justru Jadi Masalah